Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sepekan Naik 1,04% Ditopang Harapan Penurunan Suku Bunga Global

Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di zona merah pada akhir perdagangan pekan ini.

Pada penutupan perdagangan Jumat (21/6/2019), IHSG terdepresiasi 0,32% ke level 6.315. Selama sepekan, indeks menguat 1,04% dan sepanjang tahun berjalan tumbuh 1,95%.

Sebanyak 4 sektor ditutup menguat dipimpin oleh sektor tambang dan sektor pertanian yang masing-masing-masing-masing naik 1,49% dan 0,46%.

Sementara 6 sektor lainnya ditutup melemah dipimpin oleh sektor aneka industri dan sektor properti yang masing-masing turun 1,74% dan 1,23%.

Sepanjang hari perdagangan Jum'at kemarin, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp366,55 miliar. Secara hear-to-date, tercatat net buy dari investor asing senilai Rp58,99 triliun.

Suria Dharma, Head of Research Samuel Sekuritas menjelaskan bahwa performa IHSG dalam sepekan mengikuti pergerakan indeks secara global yang juga menghijau.

Hal itu, lanjutnya, ditopang oleh kecenderungan Bank Sentral AS (Federal Reserve) untuk menurunkan suku bunga pada Juli.

“Setelah bulan ini The Fed mempertahankan suku bunga, tapi kan ada pidatonya yang memperlihatkan kemungkinan tinggi untuk menurunkan suku bunga,” kata Suria kepada Bisnis, Jumat (21/6/2019).

Adapun saat ini, konsensus Bloomberg untuk kenaikan suku bunga acuan The Fed pada Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Juli telah semakin kuat menjadi 100%.

Sejauh ini, Samuel Sekuritas memperkirakan The Fed bisa menurunkan suku bunga sebanyak 1 kali, kendati dari konsensus Bloomberg ada yang memperkirakan The Fed bisa menurunkan suku bunga hingga 3 kali.

“Jadi, persentase yang meyakini [penurunan suku bunga AS] 3 kali itu lebih besar ketimbang yang 1 kali atau 2 kali,” imbuh Suria.

Suria menambahkan, survei tersebut masih akan berubah tergantung dengan data-data ekonomi yang akan dirilis. Apabila data ekonomi AS bagus, nantinya kemungkinan penurunan suku bunga bisa tertunda dan juga sebaliknya.

Sementara itu, pelemahan indeks pada akhir pekan ini dinilai lebih disebabkan oleh sedikitnya frekuensi perdagangan di pasar.

“Pasarnya agak sepi. IHSG mesti tembus ke atas 6.350 dulu [untuk bisa menguat],” kata Suria.

Dirinya menambahkan, pelemahan indeks tidak juga disebabkan oleh keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga pada level 6% pada Kamis (20/6/2019). Pasalnya, keputusan BI tersebut telah sesuai dengan ekspektasi karena The Fed juga tidak menurunkan suku bunga pada FOMC Juni.

Selanjutnya, perhatian pasar akan fokus pada data neraca perdagangan yang akan dirilis pada Senin (24/6/2019). Kendati ada beberapa perkiraan bahwa neraca perdagangan bisa surplus, Samuel Sekuritas memperkirakan data neraca dagang akan defisit sebesar US$1,8 miliar.

“Kalau terjadi defisit dan BI turunkan suku bunga kan nanti tekanannya ke rupiah. Karena Fed tidak menurunkan suku bunga,” kata Suria.

Setelah rilis data neraca perdagangan dirilis dan apabila hasilnya surplus, diperkirakan IHSG akan lanjut menguat.

Selain itu, dari eksternal yang akan menjadi perhatian pasar adalah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China XI Jinping di Pertemuan G20 pada akhir pekan ini. 

Adapun Suria masih pesimistis keduanya bakal mencapai kesepakatan sambil berharap tensi tidak akan terlalu memanas.

Senada, Senior Vice President Royal Investium Sekuritas Janson Nasrial menyampaikan bahwa penguatan indeks selama sepekan ini lebih ditopang oleh sentimen eksternal yaitu potensi penurunan suku bunga dari bank sentral utama dunia.

“Bank Sentral Eropa (ECB) akan menurunkan suku bunga supaya tercapai target inflasinya dan pemulihan ekonomi Eropa. Sepertinya langkah tersebut akan diikuti oleh The Fed yang mana probabilitas penurunan FFR cukup besar pada Juli,” kata Janson.

Sementara itu, pekan depan pasar yang menantikan pertemuan Trump—Xi juga berharap keduanya dapat memberikan harapan tercapainya kesepakatan dalam perang dagang.

“Pelemahan IHSG hari in (Jumat) lebih karena faktor teknikal dan koreksi sesaat,” ujar Janson.

Dirinya memperkirakan indeks akan beregerak di rentang 6.350–6.400 pada pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper