Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar SUN 19 Juni, Obligasi Tenor Panjang Berpotensi Melemah

Pagi ini, Rabu (19/6/2019), pasar obligasi diperkirakan bergerak bervariatif. Potensi pelemahan akan terjadi dengan obligasi berdurasi 15 tahun dan 20 tahun.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Pagi ini, Rabu (19/6/2019), pasar obligasi diperkirakan bergerak bervariatif. Potensi pelemahan akan terjadi dengan obligasi berdurasi 15 tahun dan 20 tahun.

Direktur riset Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kemungkinan pelemahan selanjutnya mungkin akan diikuti oleh obligasi 5 tahun dan 10 tahun.

Menurutnya, hasil lelang obligasi Selasa (18/6/2019) dapat dikatakan cukup baik menjadi katalis karena berhasil mendatangkan total penawaran senilai Rp54 triliun. 

Hal ini juga merupakan imbas positif dari kenaikkan peringkat utang dari S&P.

"Namun demikian, kemarin pada akhirnya obligasi berdurasi 15 tahun dan 20 tahun telah menunjukkan pelemahan, yang mungkin akan segera disusul oleh obligasi berdurasi 5 tahun dan 10 tahun. Pada akhirnya, pelemahan harga obligasi hanya tinggal menunggu waktu saja," jelasnya melalui riset Rabu (19/6/2019).

Selain itu, lanjut dia, yang membuat obligasi bertahan di ruang penguatan hanyalah sentimen bahwa Bank Indonesia akan melakukan pemangkasan tingkat suku bunga. 

Meskipun nantinya pemotongan tidak dilakukan bulan ini, terapi  statement dari BI akan digunakan oleh pasar untuk membuat pasar obligasi mengalami penguatan.

Dia pun merekomendasikan wait and see dengan potensi jual pada hari ini.

Adapun sentimen global pada Rabu (19/6/2019) akan dimulai dari pertemuan Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal yang berlangsung kemarin.

Mario Draghi selaku Presiden ECB mengatakan bahwa “stimulus" tambahan akan diperlukan jika prospek ekonomi tidak membaik.

Mario mengatakan bahwa ECB berkomitmen untuk mendukung dan mempertahankan tingkat suku bunga rendah, dan pemotongan tingkat suku bunga yang lebih lanjut tetap merupakan bagian dari instrumen ECB.

Dia melihat komentar ini merupakan nada dovish dari ECB yang masih saja bergulat dengan perlambatan ekonomi Eropa dan tingkat inflasi yang masih bercokol di bawah targetnya. 

Mario juga mengatakan bahwa risiko dari faktor geopolitik, proteksionisme, dan kerentanan di Emerging Market belum mereda dan akan membebani sektor manufaktur.

Sementara itu, pekan ini merupakan periode Bank Sentral yang di mana akan menyedot perhatian para pelaku pasar. 

Pernyataan yang merebak akan menjadi panduan bagaimana pasar akan bereaksi. Sejauh ini Bank Sentral Australia, Rusia, India, dan Chili merupakan Bank Sentral yang telah melonggarkan kebijakannya. 

Kabar dari Presiden As Donald Trump berikutnya akan menjadi berita baik bagi pergerakan pasar hari ini. 

Trump mengatakan akan membuat kesepakatan dengan China. Presiden Xi Jinping telah mengatakan bahwa dia bersedia untuk bertemu dengan Trump dan bertukar pandangan. 

Tim ekonomi kedua negara harus tetap berkomunikasi tentang bagaimana menyelesaikan perbedaan. Permasalahan yang akan dibahas mulai dari tarif hingga perlindungan kekayaan intelektual China.

Dia melihat hal ini berpotensi untuk mengakhiri pertikaian yang Trump mulai, karena biar bagaimanapun dia membutuhkan kesepakatan ini sebagai bagian dari kampanye Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper