Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Samuel AM : Indeks Bursa Asia Berpotensi Koreksi, Waspadai Pelemahan IHSG

Samuel Aset Manajemen memprakirakan, indeks bursa Asia berpotensi terkoreksi pada hari ini, sejalan dengan turunnya indeks di bursa global pada akhir pekan lalu.
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Siluet karyawan di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Samuel Aset Manajemen memprakirakan, indeks bursa Asia berpotensi terkoreksi pada hari ini, sejalan dengan turunnya indeks di bursa global pada akhir pekan lalu.

Pada sepekan lalu, IHSG turun 0,63% menuju level 6250,56, dengan aksi net sell mencapai Rp708 miliar. Sementara itu, Strait Times Index (STI) Singapura dibuka menguat 0,17% menuju level 3228,1 pada Senin (17/6/2019) pukul 08.55 WIB.

"Ada potensi indeks di bursa Asia akan terkoreksi hari ini, terlihat dari sebagian besar indeks futures bursa Asia tercatat merah, ditambah hampir semua indeks di bursa global tercatat turun pada akhir pekan lalu," ungkap Lana Soelistianingsih, Kepala Riset/ekonom Samuel Aset Manajemen melalui riset, Senin (17/6/2019).

Dia menambahkan, China industrial production index dan fixed-asset investment menunjukkan perlambatan. Untuk industrial index tercatat melambat terendah sejak 2002. Hampir semua pasar global merespons negatif penurunan data China tersebut pada akhir pekan lalu.

Sementara itu, harga minyak mentah dibuka naik pagi ini. Harga minyak WTI dibuka menguat 0,32% atau naik 0,17 poin menuju US$52,68 per barel.

Mata uang kuat Asia yen dan Hong Kong dolar, dibuka melemah pagi ini yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah. Lana memprakirakan kemugkinan menuju kisaran antara  Rp14.330-Rp.14.350 per dolar  (kurs tengah Bloomberg).

Di sisi lain, utang luar negeri (ULN) Indonesia per Mei 2019 tercatat sebesar US$387,6 miliar. Posisi ini turun 0,05% m-t-m tetapi masih naik 7,85% y-o-y.

Kenaikan ini terutama berasal dari kenaikan ULN Swasta yang naik 1,64% mom atau 12,8% yoy, sementara ULN Pemerintah turun 1,7% mom walaupun masih naik 3,1% yoy.

Posisi ULN tersebut tercatat sebesar 36,88% dari PDB, naik dari 36,23% pada posisi akhir Desember 2018. Walaupun naik tetapi rasio ini masih relatif aman, terkonfirmasi dengan naiknya peringkat ULN Indonesia oleh S&P pada 31 Mei 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper