Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-Gara Perang Dagang, OPEC Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Minyak Global

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) telah memangkas perkiraan pertumbuhan minyak global, karena perang dagang dan mengacu pada risiko pengurangan lebih lanjut. 
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) telah memangkas perkiraan pertumbuhan minyak global, karena perang dagang dan mengacu pada risiko pengurangan lebih lanjut. 

Dalam laporan bulanannya yang diterbitkan Kamis (13/6/2019), OPEC memperkirakan, permintaan minyak dunia akan naik 1,14 juta barel per hari pada tahun ini, jumlah itu berkurang 70.000 bph dari perkiraan sebelumnya. 

"Sepanjang paruh pertama tahun ini, ketegangan perdagangan global yang sedang berlangsung telah meningkat. Risiko penurunan signifikan dari meningkatnya sengketa dagang yang berimbas pada pertumbuhan permintaan global tetap ada," kata OPEC dalam laporannya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (13/6/2019). 

OPEC, Rusia dan produsen minyak lain sejak 1 Januari telah menerapkan kesepakatan untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari. Aliansi yang dikenal sebagai OPEC +, dijadwalkan bertemu pada 25-26 Juni atau pada awal Juli untuk memutuskan nasib kesepakatan tersebut. 

Di samping menurunkan perkiraan permintaannya, OPEC juga memperkirakan persediaan minyak di negara berkembang naik pada April, menunjukkan tren yang dapat meningkatkan kekhawatiran atas kemungkinan melimpahnya minyak.

Tercatat, stok minyak April melebihi rata-rata lima tahun - sebuah tolak ukur pengawasan ketat OPEC - sebesar 7,6 juta barel. OPEC juga menemukan, sejumlah produsen telah mengurangi lebih banyak pasokan melampaui kesepakatan 800.000 bph. 

Sementara itu, organisasi yang berbasis di Wina ini menyatakan, produksinya turun pada Mei karena sanksi AS terhadap Iran.Produksi oleh ke-14 anggota OPEC turun 236.000 barel per hari dari April menjadi 29,88 juta barel per hari.

Pasokan dari Iran mencatat penurunan terbesar, sebesar 227.000 barel per hari, karena Washington memperketat sanksi pada ekspor Iran. Eksportir top Arab Saudi melakukan pemotongan sukarela lebih lanjut, membantu mengimbangi peningkatan di Irak dan Angola.

OPEC memperkirakan perlu, menyediakan rata-rata 30,52 juta barel per hari pada 2019 untuk menyeimbangkan pasar, jumlah itu turun 60.000 barel per hari secara bulanan karena prospek permintaan global yang lebih lemah. Hal ini menunjukkan akan ada defisit pasokan 2019 lebih dari 600.000 barel per hari jika OPEC terus memompa pada tingkat Mei dan hal-hal lain tetap sama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper