Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Net Sell Rp696,57 Miliar, IHSG Parkir di Zona Merah

Pergerakan indeks harga saham gabungan kembali berakhir di zona merah pada akhir perdagangan Kamis (13/6/2019).
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pergerakan indeks harga saham gabungan kembali berakhir di zona merah pada akhir perdagangan Kamis (13/6/2019).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 0,05% atau 3,09 poin ke level 6.273 pada akhir perdagangan Kamis (13/6/2019).

Sementara itu, investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp696,57 miliar dan pada saat bersamaan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 0,27% ke level Rp14.280.

Adapun saham sektor properti tampil sebagai penahan laju tertekannya indeks dengan penguatan sebesar 2,08% ditopang oleh naiknya spekulasi pemangkasan suku bunga AS yang akan berimbas pada pemangkasan suku bunga 7-days reserve repo rate.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan bahwa jika biaya pinjaman turun maka bakal membuka peluang pertumbuhan sektor properti dan investasi hingga meringankan beban ekspansi perusahaan yang memerlukan pinjaman untuk berkembang.

"Kami perkirakan IHSG masih akan bergerak cenderung mengalami tekanan sengan rentang pergerakan 6.200-6.292 [pada Jumat]," tulis Lanjar dalam riset hariannya, Kamis (13/6/2019).

Adapun dari sisi global. ekuitas Jepang memimpin pelemahan mayoritas pasar saham di kawasan Asia. Indeks Nikkei dan Topix masing-masing ditutup melemah 0,46% dan 0,82%. Sementara itu, indeks Hangseng dan Shanghai turun 0,05% dan 0,15%.

Lanjar menjelaskan, pelemahan pasar saham di kawasan Asia lebih disebabkan oleh ketegangan di Hong Kong setelah terjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, perselisihan dagang AS dan China, serta ancaman baru Presiden AS Donald Trump untuk memberikan tarif baru di Jerman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper