Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah di Akhir Sesi I, Bursa Asia Bergerak Negatif

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,56 persen atau 35,30 poin ke level 6.270,69 pada akhir sesi I, setelah dibuka melemah 0,57 persen atau 35,64 poin ke level 6.270,35.
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (12/6/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,56 persen atau 35,30 poin ke level 6.270,69 pada akhir sesi I, setelah dibuka melemah 0,57 persen atau 35,64 poin ke level 6.270,35.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.266,17 – 6.296,82.  Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa (11/6), IHSG ditutup menguat 0,26 persen atau 16,38 poin di level 6.305,99.

Enam dari sembilan sektor menetap di zona merah, didorong sektor aneka industri yang melemah 1,66 persen, disusul sektor infrastruktur yang turun 1,45 persen.

Di sisi lain, tiga sektor menguat dan menahan laju pelemahan IHSG lebih lanjut, dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang menguat 0,2 persen.

Sebanyak 181 saham menguat, 198 saham melemah, dan 255  saham stagnan dari 634 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 1,44 persen dan 2,49 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

IHSG menguat di saat indeks saham lainnya di Asia bergerak negatif. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melemah 0,2 persen dan 0,11 persen, indeks Hang Seng merosot 1,66 persen, sedangkan indeks Shanghai Composiote melemah 0,71 persen.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia melemah setelah Gedung Putih mengambil sikap keras terhadap pembicaraan perdagangan dengan China, sementara investor menantikan data inflasi AS.

Adapun Bursa saham Hong Kong melemah ribuan demonstran meramaikan jalan di dekat kantor pemerintah untuk memprotes RUU ekstradisi. Jika disahkan, RUU ini akan memungkinkan ekstradisi ke China.

Seperti diberitakan Bloomberg, ribuan demonstran telah berkumpul di gedung parlemen Hong Kong pada hari ini. Mereka mengepung gedung dan memblokir jalan dengan taktik yang serupa dengan demonstrasi Pendudukan pada 2014.

Pada Rabu pagi ini, anggota parlemen mulai memperdebatkan RUU tersebut di badan legislatif kota yang didominasi oleh loyalis Beijing. Sementara itu, proses pemungutan suara final diharapkan akan tuntas pada 20 Juni.

"Dampaknya bertahan singkat di masa lalu," kata Alex Wong, direktur di Ample Finance Group di Hong Kong, seperti dikutip Reuters.

"Kali ini orang akan melihat bagaimana AS bereaksi terhadap berita semacam ini. Sikap AS terhadap Hong Kong dan China juga tidak sama," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper