Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Didorong Permintaan China, Harga Bijih Besi Tembus US$100 per Ton

Harga bijih besi kembali menembus level US$100 per ton seiring dengan menguatnya permintaan dari pabrik-pabrik di China, sehingga membuat stok kian berkurang.
Seorang pekerja sedang meratakan bijih besi di atas kereta cargo di stasiun kereta Chitradurga, di Karnataka, India (9-11-2012)-Reuters-Danish Siddiqui
Seorang pekerja sedang meratakan bijih besi di atas kereta cargo di stasiun kereta Chitradurga, di Karnataka, India (9-11-2012)-Reuters-Danish Siddiqui

Bisnis.com, JAKARTA—Harga bijih besi kembali menembus level US$100 per ton seiring dengan menguatnya permintaan dari pabrik-pabrik di China, sehingga membuat stok kian berkurang.

Pada perdagangan Selasa (11/6/2019) pukul 16:30 WIB, harga bijih besi di Bursa Singapura meningkat 5,68 poin atau 5,85% menjadi US$102,85 per ton. Adapun, di Bursa Dalian, harga bijih besi naik 3,83% menuju 745 yuan (US$107,76) per ton.

Dikutip dari Bloomberg, penguatan harga bijih besi ditopang oleh menguanya permintaan China. Persediaan bahan baku baja itu di Pelabuhan China pada pekan lalu turun ke level terendah sejak Januari 2017.

Selain itu, impor dari Negeri Panda tampak melompat pada Mei 2019 dibandingkan bulan sebelumnya,  seiring dengan lonjakan ekspor dari Australia. Faktor fundamental tersebut menguatkan harga bijih besi.

“Fundamental masih cukup kuat, stok masih rendah, sementara kedatangan selanjutnya diatur untuk jangka panjang,” papar analis GRU Group Richard Lu, Selasa (11/6/2019).

Menurut S&P Global Market Intelligence, harga bijih besi diperkirakan mengalami tren meningkat. Pasalnya, defisit atau selisih antara pasokan baru dan permintaan menjadi sekitar 40 juta ton pada 2019.

Namun demikian, Citigroup memprediksi harga tidak akan melambung terlalu tinggi. Senada, Morgan Stanley memerkirakan harga bijih besi dapat terkoreksi pada semester II/2019 akibat peningkatan pasokan.

Adapun, tingginya permintaan bijih besi di China disebabkan negara tersebut tengah memacu proyek infrastruktur skala jumbo, seperti kereta api dan jalan nasional. Apalagi, pemerintah daerah setempat sudah mengeluarkan obligasi untuk mendanai proyek-proyek tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Sutarno
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper