Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Berikan Kode Dukung Pemangkasan Minyak Global

Rusia melalui menteri energinya Alexander Novak mengatakan, masih ada risiko bahwa produsen-produsen minyak memompa lebih banyak minyak mentah, yang berpotensi menurunkan harga.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia melalui menteri energinya Alexander Novak mengatakan, masih ada risiko bahwa produsen-produsen minyak memompa lebih banyak minyak mentah, yang berpotensi menurunkan harga.

Pernyataan Novak itu pun menjadi sinyal Negeri Beruang Merah itu bakal mendukung perpanjangan pemangkasan produksi Organisasi Negera-negara Pengekspor Minyak Bumi dan sekutu-sekutunya (OPEC), pada pertemuan bulan depan.

“Sejauh menyangkut skenario seperti itu [pemangkasan produksi untuk mengendalikan harga], hal ini tidak dikesampingkan. Banyak yang tergantung, tentu saja, pada situasi pasar pada paruh kedua tahun ini, pada kuartal ketiga, pada keseimbangan penawaran dan permintaan,” katanya, Senin (10/6/2019) waktu setempat dikutip dari Reuters, Selasa (11/6/2019).

Novak tak lupa menyinggung, perang dagang dan sanksi AS sebagai faktor yang mempengaruhi harga minyak belakangan ini. “Memang, ada risiko besar over-produksi. Tetapi secara keseluruhan kami perlu menganalisis lebih dalam dan melihat bagaimana hal tersebut akan berkembang pada Juni untuk mengambil keputusan yang seimbang pada pertemuan OPEC + bersama pada bulan Juli.”

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan, harga minyak berpotensi terjun hingga US$30 per barel, jika OPEC dan sekutunya urung melanjutkan pemangkasan produksi.

Sebelumnya, sikap Rusia yang terkesan galau dikeluhkan oleh gembong OPEC Arab Saudi. Menurut kantor berita Kantor Berita Rusia TASS, Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, Rusia merupakan satu-satunya eksportir minyak yang masih ragu mengenai perpanjangan pembatasan produksi minyak.

Falih menuturkan, baik Rusia maupun Saudi, serta kelompok OPEC+, sedang bekerja untuk mengambil langkah-langkah pencegahan menghindari penurunan tajam harga minyak.

Falih mengakui, ada ketidaksepakatan di Rusia tentang memperpanjang pembatasan produksi pada pertemuan kebijakan di Wina, beberapa pekan mendatang.  “Jadi saya pikir negara yang tersisa untuk naik kapal [ikut dalam kesepakatan] adalah Rusia. Saya akkan menunggu dinamikan Rusia bekerja sendiri,” katanya.

Falih mengatakan, pihaknya mungkin memiliki kesempatan lain bulan ini untuk membahas kesepakatan produksi dengan Novak pada pertemuan G20 di Jepang sebelum pertemuan dengan OPEC.

Presiden Vladimir Putin pada pekan lalu mengatakan, Rusia dan OPEC tidak setuju terkait dengan harga wajar untuk minyak. Namun, kata Putin, mereka akan mengambil keputusan bersama pada pertemuan di Wina.

Eksekutif minyak Rusia yang berpengaruh, Igor Sechin, CEO Rosneft, telah memperingatkan agar Rusia tidak memperpanjang pembatasan, dengan alasan OPEC merupakan ancaman strategis bagi Moskow, karena bisa memungkinkan Amerika Serikat mengambil pangsa pasar Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper