Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Menguat Dibantu oleh Rusia

Harga minyak dunia menguat tipis pada perdagangan Selasa (11/6/2019), di tengah ekspektasi organisasi negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan aliansinya bakal terus menahan pasokan, guna mencegah jatuhnya harga, karena perlambatan ekonomi.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia menguat tipis pada perdagangan Selasa (11/6/2019), di tengah ekspektasi organisasi negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan aliansinya bakal terus menahan pasokan, guna mencegah jatuhnya harga, karena perlambatan ekonomi.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.16 WIB, harga minyak West Texas Intermediate menguat 0,56% atau 0,30 poin ke level US$53,56 per barel, sedangkan harga minyak Brent menguat 0,21% atau 0,13 poin ke level US$62,42 per barel.

Harga minyak turun sekitar 1% pada sesi sebelumnya, dan minyak mentah berjangka tersebut turun sekitar 20% dari puncak 2019 pada akhir April lalu. Harga terseret lebih rendah karena kekhawatiran penurunan konsumsi minyak akibat perlambatan ekonomi global.

Angin segar datang dari Rusia. Negeri Beruang Merah itu, pada Senin (10/6/2019) menunjukkan sikap kemungkinan mendukung pengurangan pasokan OPEC, yang dilaksanakan sejak Januari. Hal ini untuk mengantisipasi harga minyak turun hingga US$30 per barel jika produsen terlalu banyak memasok.

OPEC dan beberapa produsen non-afiliasi termasuk Rusia (OPEC+), telah memangkas produksi sejak awal tahun untuk mengendalikan harga. Mereka dijadwalkan bakal bertemu pada akhir Juni atau awal Juli mendatang untuk membahas nasib kesepakatan tersebut.

Fereidun Fesharaki, Kepala Konsultan Energi FGE mengatakan bahwa sehubungan dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang berakibat pada perlambatan permintaan, maka sulit untuk keluar dari kesepakatan OPEC+.

Dia menilai pertumbuhan permintaan minyak mentah global bisa turun di bawah 1 juta barel per hari pada 2019, turun dari eksepektasi sebelumnya sebesar 1,3 juta bph menjadi 1,4 juta bph.

“Hal ini secara efektif memberi kami pasokan ekstra 300.000 – 400.000 barel per hari,”katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper