Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah Melemah 27 Poin, Mayoritas Mata Uang Asia Menguat

Kurs jual ditetapkan di Rp14.329 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.187 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Selasa (11/6/2019), di level Rp14.258 per dolar AS, melemah 27 poin  atau 0,19 persen dari posisi Rp14.231 pada Senin (10/6).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.329 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.187 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp142.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau masih melemah 0,04 persen atau 5 poin k elevel RP14.255 per dolar AS pada pukul 08.30 WIB.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka di zona merah dengan pelemahan 4 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.254 per dolar AS, setelah pada akhir perdagangan Senin (10/6/2019) ditutup menguat 0,13 persen ke level Rp14.250 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak pada kisaran Rp14.254-Rp14.256 per dolar AS.

Mata uang lainnya di Asia cenderung bergerak menguat hari ini. Won Korea Selartan yang menguat 0,37 persen memimpin kenaikan, disusul rupee India yang terapresiasi 0,26 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,03 persen atau 0,028 poin ke level 96,789 pada pukul 10.30 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka melemah 0,02 persen atau 0,017 poin ke level 96,744, setelah pada akhir perdagangan Senin (10/6) ditutup menguat 0,22 persen atau 0,217 poin ke level 96,761.

Sepanjang hari ini, indeks dolar AS bergerak pada kisaran 96,728-96,83.

Dilansir Reuters, dolar AS cenderung stabil pada perdagangan hari ini, tetapi minat investor terhadap aset berisiko tetap minim setelah Presiden AS Donald Trump memperbarui ancaman tarifnya terhadap China.

Selera investor terhadap aset berisiko tertekan karena investor menunggu konfirmasi kemungkinan pertemuan antara Trump dan presiden China pada KTT G20 menjelang akhir bulan.

Trump mengatakan pada hari Senin bahwa ia siap untuk memaksakan putaran tarif lain pada impor China jika tidak mencapai kesepakatan perdagangan dengan Presiden Xi Jinping pada KTT 28-29 Juni di Osaka.

Sejak dua hari perundingan untuk menyelesaikan sengketa perdagangan AS-China bulan lalu di Washington berakhir dengan jalan buntu, presiden AS berulang kali mengatakan ia berharap dapat bertemu Xi pada pertemuan G20. China belum mengkonfirmasi pertemuan tersebut.

"Itu mungkin tidak terjadi jika pihak China berpikir tidak ada gunanya mengadakan pertemuan jika ada perbedaan pendapat yang jauh dari awal," kata Yukio Ishizuki, analis valas senior di Daiwa Securities, seperti dikutip Reuters.

"Trump telah memberikan tekanan dengan menekankan pasti akan ada pertemuan, tetapi tidak jelas apa yang akan dilakukan pihak China," lanjutnya.

 

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)
TanggalKurs

11 Juni

14.258

10 Juni

14.231

31 Mei

14.385

29 Mei

14.417

28 Mei

14.380

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper