Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Libur Lebaran, IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan

Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan setelah libur Idulfitri selama sepekan. 
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatan setelah libur Idulfitri selama sepekan. 

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, pada penutupan perdagangan sebelum libur Lebaran, Indonesia memperoleh kabar baik yakni lembaga pemeringkat global S&P meningkatkan peringkat kredit sovereign Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.

Pada penutupan penutupan perdagangan Jumat (31/6/2019), IHSG naik 1,72% atau setara 105,01 poin menuju 6209,11. Saat ini, aksi beli yang dibukukan oleh investor asing mencapai Rp1,49 triliun. William memproyeksikan, S&P masih menjadi katalis positif meskipun pasar telah libur selama sepekan.

“Proyeksi IHSG besok akan menguat dengan rentang 6150-6270. Tentu ini karena sentimen dari S&P,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (9/6/2019).

Selain itu peringkat sovereign credit Indonesia juga naik dari A-3 menjadi A-2. S&P menyebutkan peringkat Indonesia dinaikkan dengan melihat kebijakan dan pengaturan fiskal yang stabil dan prudensial. Selain itu, S&P juga menjelaskan bahwa outlook stabil merefleksikan harapan ekonomi Indonesia akan tetap menguat selama jangka menengah. 

Lebih jauh melalui keterangan resminya, S&P mengungkapkan bahwa dapat menaikkan peringkat jangka panjang jika pengaturan eksternal Indonesia meningkat secara material dari level saat ini, atau jika pengaturan fiskal bisa menekan defisit dan perubahan terkait dalam utang bersih turun jauh di bawah 1,0% dari PDB selama 2tahun berikutnya. 

Sebaliknya, S&P dapat menurunkan peringkat jika pertumbuhan ekonomi melambat secara substansial selama 2 tahun ke depan, atau jika melemahnya posisi eksternal atau fiskal Indonesia.

Sepanjang tahun berjalan, investor asing telah membukukan net buy senilai Rp54,85 triliun di pasar modal Indonesia. Sepanjang 2019, IHSG diperdagangkan pada rentang 5767–6636.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper