Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Minyak Rusia Diperkirakan Turun pada Bulan Ini

Produksi minyak Rusia diperkirakan akan menurun pada Juni tahun ini, karena persoalan teknis.

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak Rusia diperkirakan akan menurun pada Juni tahun ini karena persoalan teknis.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan hal itu, pada Kamis (6/6/2019) waktu setempat, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/6/2019).

“Saya pikir [penurunan ini] terjadi hanya pada Juni,” kata Novak ketika dikonfirmasi terkait tentang penurunan tersebut.

Sebelumnya, menurut dua sumber yang mengetahui persoalan tersebut, Selasa (4/6) rata-rata produksi minyak harian Rusia turun ke level terendah dalam 3 tahun, yaitu 10,87 juta barel per hari pada 1-3 Juni.

Novak mengatakan, penurunan produksi itu karena kontaminasi pipa Druzhba serta perawatan sejumlah kilang minyak.

Disingggung mengenai produksi minyak Rusia yang telah turun di bawah level kesepakatan OPEC, Novak mengatakan, sebagian disebabkan oleh pemulihan kualitas minyak di dalam jaringan pipa.

“Hal ini perlu untuk mempercepat proses pembersihan [dari kontaminasi],”kata Novak kepada wartawan di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St Petersburg.

Sebelumnya, Novak mengatakan, Moskow bakal bisa mengimbangi pemotongan minyak saat ini untuk produksi minyak pada akhir 2019.

Sementara itu, harga minyak global menguat tipis di bawah 1% pada perdagangan Jumat (7/6/2019), usai jatuh ke level terendah pada sesi sebelumnya. Penguatan tersebut dipicu oleh sebuah laporan bahwa Amerika Serikat dapat menunda sanksi tarifnya terhadap Meksiko.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate menguat 0,91% atau 0,48 poin ke posisi US$53,07 per barel, hingga pukul 07:53 WIB. Sementara, harga minyak Brent menguat 0,78% atau 0,48 poin ke level US$62,15 per barel.

‘’Ada pembicaraan sekarang bahwa AS mungkin tidak mengenakan tarif kepada Meksiko, dan hal tersebut mendorong pasar modal naik. Anda punya sedikit perlindungan berdasarkan pernyataan itu,” kata Dominick Chirichella, Direktur Manajemen Risiko dan Layanan Konsultasi di EMI DTN, New York, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/6/2019).

Hubungan AS dan Meksiko meregang baru baru ini, usai Presiden Donald Trump memutuskan untuk menjatuhkan sanksi 5% untuk barang-barang Meksiko mulai 10 Juni mendatang. Pengenaan sanksi ini berkaitan dengan imigran illegal yang melintasi perbatasan kedua negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper