Bisnis.com, JAKARTA—Pelemahan dolar AS mendorong penguatan sejumlah mata uang global seperti euro (EUR-USD), pound sterling (GBP-USD), yen (USD-JPY), dan dolar Australia (AUD-USD).
Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi dalam laporannya menuliskan, yield obligasi AS melemah tajam dan menjadi sentimen negatif untuk dolar. Hal tersebut dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang yang diperkirakan melebar dari Presiden AS Donald Trump.
Pada akhir pekan lalu, Trump mengatakan akan menaikkan tarif impor untuk Meksiko dan akan berlaku per 10 Juni mendatang. Hal tersebut menjadi kejutan dan membuat kekhawatiran akan perang dagang semakin melebar. Berikut analisis sejumlah mata uang utama pada perdagangan hari ini, Senin (3/6/2019).
EUR-USD
Potensi penguatan EUR-USD selanjutnya perlu tembus konsisten di atas 1.1200 dengan area resisten selanjutnya di 1.1240, terutama jika dollar kembali melemah.
Rilis data aktivitas manufaktur Zona Euro dari pukul 14.15—15.00 WIB dapat menjadi perhatian. Support kuat terlihat di level 1.1130. Pada pukul 10.50 WIB, harga menguat 0,14% ke 1.1185.
GBP-USD
Support kuat untuk GBP-USD terlihat di level 1.2600. Selama bergerak di atas level tersebut, GBP-USD dalam kecenderungan untuk menguat 1.2720.
Sebaliknya, jika data aktivitas manufaktur AS yang dirilis pukul 21.00 WIB menguat, potensi pelemahan perlu tembus 1.2600 untuk mengincar 1.2565. Saat ini, GBP naik 0,18% menuju 1.2652.
USD-JPY
Potensi meningkatnya permintaan terhadap safe haven yen berpotensi membuat USD-JPY turun mengincar level 107.90.
Namun melihat penurunan tajam yang terjadi, potensi short covering akan membawa USD-JPY naik ke 108.50. Pada pukul 10.50 WIB, USD-JPY turun 0,15% menjadi 108.13.
AUD-USD
Setelah rilis data aktivitas manufaktur China yang ternyata stabil membuat AUD-USD menguat hingga menyentuh resisten 0.6950.
Jika sentimen positif berlanjut di tengah potensi pelemahan dollar, peluang penguatan selanjutnya mengincar level 0.6970. Support di level 0.6910. Pada pukul 10.50 WIB, AUD berada di level 0.6955, naik 0,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
