Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Menuju Penurunan Bulanan Terburuk Sepanjang 2019

Minyak mentah berada di jalur penurunan bulanan terburuknya tahun ini penurunan cadangan minyak yang lebih rendah dari perkiraan di fasilitas penyimpanan AS  memicu kekhawatiran tentang melemahnya permintaan.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah berada di jalur penurunan bulanan terburuknya tahun ini penurunan cadangan minyak yang lebih rendah dari perkiraan di fasilitas penyimpanan AS  memicu kekhawatiran tentang melemahnya permintaan.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk Juli turun US$2,22 atau 3,8 persen pada Kamis (30/5/2019) ke level US$56,59 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak 8 Maret.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Juli ditutup melemah US$2,58, atau 3,7 persen ke level US$66,87 per barel di ICE Futures Europe exchange London.

WTI memperpanjang pelemahan di bulan Mei menjadi 11 persen setelah Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan persediaan domestik menyusut 282.000 barel pekan lalu, hanya seperlima dari perkiraan rata-rata dalam survei Bloomberg.

Sementara itu, stok bensin AS meningkat untuk minggu kedua berturut-turut meskipun adanya awal musim mengemudi di AS.

Setelah melonjak pada awal tahun 2019 karena pembatasan produksi OPEC, menguat lebih dari 45 persen hingga akhir April, minyak telah kehilangan 14 persen sejak saat itu di tengah kekhawatiran bahwa perang perdagangan AS-China akan menghambat konsumsi energi.

Kekhawatiran tersebut melampaui sentimen positif dari risiko pasokan yang di Teluk Persia yang kaya minyak yang ditimbulkan oleh meningkatnya ketegangan antara Amerika dan Iran.

"Kekhawatiran berkisar pada sisi permintaan," kata Nick Holmes, fund manager di Tortoise, seperti dikutip Bloomberg.

"Laporan ini, dengan kenaikan bensin pada saat ini tahun ini, terus terus menyulut kekhawatiran."

Laporan EIA menambah kekhawatiran mengenai peningkatan output minyak AS yang mengurangi permintaan yang rapuh. Produksi AS naik untuk minggu kedua berturut-turut menjadi 12,3 juta barel per hari.

Pasokan bensin Gulf Coast, sementara itu, naik ke level tertinggi yang disesuaikan secara musiman sejak 1992, meskipun ada sedikit peningkatan dalam aktivitas kilang.

"Perlu dicatat bahwa kami dapat menghasilkan peningkatan persediaan bensin, bahkan dengan kenaikan di kilang," kata John Kilduff, mitra di hedge fund Again Capital LLC.

“Kombinasi ini akan dilihat sebagai faktor bearish untuk pasar dan terus mendorong harga lebih rendah."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper