Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah berhasil ditutup menguat tipis pada perdagangan Selasa (28/5/2019) seiring dengan hubungan AS dan Jepang yang kembali membaik.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa (28/5/2019), rupiah ditutup menguat 0,035% atau terapresiasi 5 poin menjadi Rp14.375 per dolar AS, penguatan tebaik ketiga di antara kelompok mata uang Asia.
Sepanjang tahun berjalan, rupiah diperdagangkan menguat sebesar 0,104%.
Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa penguatan rupiah masih didominasi oleh faktor eksternal termasuk respon pasar terhadap negosiasi damai dagang antara AS dan Jepang.
“Pasar merespon baik pertemuan Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Tokyo. Pasar juga menilai positif dari mulai melunaknya AS terhadap Iran,” ujar Faisyal saat dihubungi Bisnis, Selasa (28/5/2019).
Saat kunjungan kenegaraannya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dirinya berharap hubungan dagang antara AS dan Jepang dapat segera teratasi. Hal tersebut pun menjadi katalis positif untuk aset berisiko, termasuk rupiah.
Rupiah tetap menguat meskipun di tengah penguatan dolar AS akibat semakin berlarutnya ketidakpastian damai dagang AS dan China, serta ketidakpastian politik Inggris.
Indeks dolar AS yang bergerak mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat 0,11% menjadi 97.725.
DIPREDIKSI MELEMAH
Faisyal memprediksi rupiah akan diperdagangkan cenderung melemah pada perdagangan Rabu (29/5/2019) di kisaran Rp14.340 per dolar AS hingga Rp14.450 per dolar AS.
Di sisi lain dari katalis dalam negeri, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa kembali meredanya kondisi politik dalam negeri juga mendorong penguatan rupiah.
“Kondisi tenang seperti ini tentu membuat investor tenang sehingga kembali ke pasar Indonesia,” ujar Ibrahim.
Dia memproyeksi rupiah akan bergerak di level Rp14.346 per dolar AS hingga Rp14.395 per dolar AS pada perdagangan Rabu (29/5/2019).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
