Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesian Tobacco Tawarkan Harga Saham Rp180-Rp230, Ini Kata Analis

Prospek emiten pengolahan tembakau ini dipandang positif.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/5/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Calon emiten yang bergerak di bidang pengolahan tembakau PT Indonesian Tobacco bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham.

Perseroan akan melepas 274,06 juta saham atau 29,13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana. Harga penawaran saham di rentang Rp180-Rp230 per saham dengan target perolehan dana sebesar Rp49,33 miliar-Rp63,03 miliar. 

Direktur Utama Indonesia Tobacco Djonny Saksono mengatakan keinginan untuk menjadi perusahaan publik sudah ada sejak era 1990-an. Adapun persiapan untuk menjadi perusahaan publik telah dilakukan sejak 2 tahun lalu. 

"Kami ingin ini berjalan dengan Good Corporate Governance (GCG). Sudah saatnya kami merasa untuk lebih membesarkan usaha ini," paparnya dalam konferensi pers, Selasa (28/5/2019). 

Masa penawaran awal (bookbuilding) dijadwalkan pada 27-31 Mei 2019, dengan perkiraan tanggal efektif pada 21 Juni 2019. Selanjutnya, perkiraan masa penawaran umum adalah 25 Juni-1 Juli 2019, dengan perkiraan penjatahan pada 2 Juli 2019.

Sementara itu, listing di BEI diperkirakan dilakukan pada 4 Juli 2019. 

Direktur Utama PT Phillip Sekuritas Indonesia Daniel Teja menerangkan harga penawaran saham tersebut mencerminkan Price to Earning Ratio (PER) 20,5 kali-26,23 kali serta Price to Book Value (PBV) 1 kali. Jika melihat rencana ekspansi dan target pertumbuhan, dia menilai saham Indonesian Tobacco memiliki prospek yang baik untuk jangka panjang. 

"PER keliatannya tinggi, tetapi dengan melihat target growth [kinerja] maka PER-nya bakal turun. Artinya, potential growth-nya masih tinggi," ujarnya. 

Sementara itu, analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menyatakan calon emiten ini memiliki prospek positif. Hal ini mengingat seluruh dana yang diperoleh dari Initial Public Offering (IPO) digunakan untuk bahan baku. 

Seluruh dana yang diperoleh dari IPO akan dipakai untuk membeli tembakau dari wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali. Di samping memiliki pangsa pasar domestik, perseroan melakukan penjualan ekspor ke Singapura, Malaysia, dan Jepang, yang menandakan perusahaan memiliki prospek yang baik ke depan. 

"Kalau dilihat dari PE, tergolong di atas PE rata-rata saham rokok di 18 kali. Tetapi kalau dilihat dari PBV sekarang di 1 kali, masih tergolong murah di bawah industri yang sebesar 3 kali," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper