Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vietnam Musnahkan 1,7 Juta Babi Terinfeksi Virus Demam Afrika

Vietnam memusnahkan lebih dari 1,7 juta babi yang terinfeksi virus demam babi Afrika. Akibat hal tersebut pemerintah setempat memperingatkan bahwa virus tersebut dapat merambah peternakan komersial.
Peternakan babi/Istimewa
Peternakan babi/Istimewa


Bisnis.com, JAKARTA - Vietnam memusnahkan lebih dari 1,7 juta babi yang terinfeksi virus demam babi Afrika. Akibat hal tersebut pemerintah setempat memperingatkan bahwa virus tersebut dapat merambah peternakan komersial.

Berdasarkan data Pemerintah Vietnam, sekitar 5% dari populasi babi Vietnam telah dimusnahkan seiring dengan jumlah provinsi dan kota yang tercemar meningkat menjadi 42. Epidemi diprediksi terus berkembang ke lokasi lain dan peternakan yang lebih besar.

Seperti dilansir dari Bloomberg, musim hujan dan banjir di wilayah barat daya Delta Mekong telah memperburuk penyebaran penyakit dan mempengaruhi proses penguburan hewan yang dimusnahkan.

Di provinsi Dong Nai, yang dikenal sebagai ibukota babi di Vietnam, pemerintah akan menuntut para petani yang menolak pemusnahan babi mereka yang sakit.

Adapun, menurut Pemerintah Vietnam pemotongan babi yang terinfeksi untuk daging masih terjadi di provinsi Dong Nai.

Menteri Pertanian Vietnam  Nguyen Xuan Cuong mengatakan pihaknya telah memerintahkan peternakan babi yang telah terinfeksi untuk menghentikan pengembangbiakan babi untuk saat ini. Kementerian Pertanian mengarahkan pemerintah daerah untuk membantu para betani babi menemukan mata pencaharian baru.

"Pemerintah telah mendorong peternak untuk memelihara unggas, dan hewan ternak lainnya untuk menebus kemungkinan kekurangan daging babi," ujar Nguyen Xuan Cuong seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/5/2019).

Di sisi lain, upaya China untuk mengendalikan demam babi Afrika dinilai tidak cukup untuk membendung penyebaran penyakit ini lebih lanjut.

Food & Agriculture Organization dalam laporannya mengatakan sekitar 20% dari inventaris babi Cina mungkin telah dimusnahkan dalam beberapa bulan pertama 2019 di tengah kekhawatiran demam babi Afrika menyebar lebih cepat. Produksi babi China akan turun menjadi 134 juta ekor atau 20% pada 2019.

"Sementara sumber resmi mengkonfirmasi penyebaran penyakit lebih cepat daripada yang diperkirakan saat ini, pemusnahan yang tidak rasional atas induk di peternakan pada Februari, mengurangi kapasitas produksi inti sektor ini," tulis Food & Agriculture Organization dalam laporannya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (27/5/2019).

Sejak kasus pertama dilaporkan Agustus lalu, 130 wabah telah terdeteksi di 32 provinsi dan kota di China. Walaupun demikian, meski dibayangi ketatnya pasokan, pada perdagangan berjangka harga komoditas babi justru melemah.

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (24/5/2019), harga babi untuk kontrak Juli 2019 di bursa CME ditutup melemah 3,3% menjadi US$87,95 per pon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper