Bisnis.com, JAKARTA — Menutup perdagangan pada Jumat (24/5), indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,41 persen ke level 6.057. Selama sepekan, indeks melonjak 3,96 persen kendati secara year-to-date (ytd) masih melemah 2,21 persen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan beli bersih senilai Rp369,74 miliar selama perdagangan Jumat (24/5), sehingga secara ytd total net buy investor asing menjadi Rp55,91 triliun.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan, saat ini performa pasar modal tanah air telah turun cukup dalam akibat ketidakpastian dari sisi politik dan data makroekonomi yang kurang memuaskan. Belum lagi, IHSG juga telah terkena dampak perang dagang yang telah menekan sejumlah indeks saham di pasar negara berkembang (emerging market).
Namun demikian, dia menilai, kombinasi antara harga yang sudah turun dengan kepastian politik akan dapat menarik kembali investor supaya menambah kepemilikan di Indonesia.
“Dilihat dari segi valuasi, menjadi menarik karena PE [price earning] kita rata-rata 14 kali pada 2019. Kalau dilihat secara historis, kecuali tahun terjadi krisis berat seperti 1998 dan 2008, IHSG kita bottom-nya 13 kali. Jadi sudah mendekat bottom, sedangkan perekonomian juga tidak terlalu jelek,” kata Laksono pekan lalu.
Kepala Riset Bahana Sekuritas Lucky Ariesandi menjelaskan, target IHSG pada akhir tahun ini masih dipertahankan sebesar 6.800 ditopang oleh kenaikan pertumbuhan pendapatan emiten sebesar 13,4 persen.
Adapun kenaikan pertumbuhan pendapatan emiten tersebut diklaim naik 2 kali lipat dibandingkan rata-rata selama 9 tahun terakhir yang sebesar 6,6 persen.
“Saat pertama kali menyusun target ini, kami tidak termasuk yang paling optimistis karena [sekuritas] yang lain targetnya mencapai 7.000. Tapi, yang lain memang sudah mulai memangkas pelan-pelan,” kata Lucky di Jakarta, baru-baru ini.
Serupa, Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma juga masih mempertahankan target IHSG sebesar 6.800 dengan tingkat EPS (earnings per share) tumbuh sebesar 12 persen.
Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas Indonesia memangkas target IHSG hingga akhir tahun menjadi 6.510. Revisi turun itu dilakukan karena volatilitas di pasar saham semakin tinggi seiring dengan memanas kembali tensi dagang antara Amerika Serikat dan China pada awal Mei.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk mengubah posisi menjadi bertahan (defensive) dengan saham-saham pilihan utama a.l. BBCA, BMRI, GGRM, ICBP, RALS, dan MYOR.
Berikut adalah perkembangan laju IHSG hari ini yang dileporkan secara live setelah pasar dibuka:
Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutpu menguat 0,69 persen atau 41,62 poin ke level 6.098,97.
Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.054,77 – 6.114,53.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,78 persen atau 47,53 poin ke level 6.104,89 menjelang akhir perdagangan.
Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.054,77 – 6.114,53.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,79 persen ke level 6.104,9 pada awal sesi II perdagangan hari ini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,74 persen atau 44,58 poin ke level 6.101,94 pada akhir sesi I perdagangan hari ini.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,75 persen atau 45,67 poin ke level 6.103,03 menjelang akhir sesi I perdagangan hari ini.
Sebanyak 223 saham menguat, 134 saham melemah, dan 276 saham stagnan dari 633 saham yang diperdagangkan.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,67 persen atau 40,28 poin ke level 6.097,63 pada perdagangan pagi ini.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 1,56 persen dan 0,80 persen menjadi pendorong utamanya.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun tipis 0,02 persen atau 0,94 poin di level 6.056,41 pada perdagangan pagi ini.