Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Sesi I, IHSG Menguat di Tengah Pelemahan Bursa Asia

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,35 persen atau 21,25 poin ke level 6.053,95 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya, setelah dibuka menguat 0,16 persen atau 9,88 poin ke level 6.042,57.
 Pekerja melintasi layar monitor bursa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/4/2019)./ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pekerja melintasi layar monitor bursa saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (16/4/2019)./ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melaju di zona hijau hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (24/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,35 persen atau 21,25 poin ke level 6.053,95 pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya, setelah dibuka menguat 0,16 persen atau 9,88 poin ke level 6.042,57.

Sepanjang perdagangan sesi I hari ini, IHSG bergerak di level 6.037,08 – 6.066,76. Adapun pada perdagangan Kamis (23/5), IHSG ditutup menguat 1,57 persen atau 93,06 poin ke level 6.032,70.

Tujuh dari sembilan sektor menetap di zona hijau, didorong oleh sektor infrastruktur yang menguat 1,29 persen, disusul sektor konsumer dengan penguatan 0,70 persen.

Di sisi lain, sektor tambang dan perdagangan yang masing-masing melemah 0,72 persen dan 0,22 persen menahan laju positif IHSG lebih lanjut.

Sebanyak 176 saham menguat, 181 saham melemah, dan 276 saham stagnan dari 633 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing menguat 2,19 persen dan 1,65 persen menjadi penopang utama penguatan IHSG siang ini.

IHSG menguat di saat bursa saham Asia bergerak variatif cenderung melemah pada perdagangan hari ini, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 melemah masing-masing 0,19 persen dan 0,5 persen.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite melemah 0,04 persen, indeks Kospi melemah 0,91 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 0,21 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa saham Asia cenderung melemah di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan perdagangan AS-China berkembang menjadi sengketa strategis yang lebih mengakar antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Pada Kamis, Presiden Trump mengatakan keluhan AS terhadap Huawei Technologies Co Ltd mungkin diselesaikan dalam kerangka kesepakatan perdagangan AS-China, sementara pada saat yang sama menyebut raksasa telekomunikasi China tersebut "sangat berbahaya."

Washington pekan lalu secara efektif melarang perusahaan-perusahaan AS melakukan bisnis dengan Huawei, produsen peralatan jaringan terbesar di dunia, dengan alasan masalah keamanan nasional.

Departemen Perdagangan AS mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya mengusulkan aturan baru untuk mengenakan bea anti subsidi pada produk-produk dari negara-negara yang menurunkan nilai mata uang mereka terhadap dolar AS.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China melalui juru bicaranya, Kamis, mengatakan "jika AS ingin melanjutkan pembicaraan perdagangan, mereka harus menunjukkan ketulusan dan memperbaiki tindakan mereka yang salah."

Masanari Takada, analis lintas aset di Nomura Securities, mengatakan bahwa konflik perdagangan AS-China belum sepenuhnya menekan sentimen investor global, sehingga tidak ada aksi panic selling.

“Tetapi pada saat yang sama, sentimen tersebut kemungkinan akan tetap lemah," ungkapnya, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper