Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delta Dunia Makmur (DOID) Jadikan Laba Bersih 2018 US$75,64 Juta sebagai Saldo Laba Ditahan

PT Delta Dunia Makmur Tbk. menjadikan laba bersih perseroan tahun buku 2018 senilai US$75,64 juta sebagai saldo laba ditahan.
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah), berbincang dengan Direktur Ariani Vidya Sofjan (kanan) dan Direktur Eddy Porwanto Poo seusai rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah), berbincang dengan Direktur Ariani Vidya Sofjan (kanan) dan Direktur Eddy Porwanto Poo seusai rapat umum pemegang saham tahun (RUPST) di Jakarta, Rabu (22/5/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Dunia Makmur Tbk. menjadikan laba bersih perseroan tahun buku 2018 senilai US$75,64 juta sebagai saldo laba ditahan.

Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Jumat (23/5/2019), Delta Dunia Makmur mengumumkan hasil keputusan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kinerja buku 2019. Salah satu poin yang diputuskan yakni persetujuaan penggunaan laba bersih tahun 2018.

Rapat perseroan menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2018 senilai US$75,64 juta untuk memperkuat permodalan perseroan dan dicatat sebagai saldo laba ditahan.

Seperti diketahui, emiten berkode saham DOID itu membukukan pendapatan US$892,45 juta. Realisasi itu tumbuh 16,72% dari US$764,60 juta pada 2017.

Akan tetapi, beban pokok pendapatan perseroan naik lebih tinggi secara tahunan pada 2018. Beban pokok tercatat naik 25,46% dari US$539,46 juta pada 2017 menjadi US$676,82 juta pada 2018.

Dari situ, DOID membukukan laba bersih US$75,64 juta pada 2018. Pencapaian itu tumbuh 61,83% dari US$46,74 juta pada 2017.

Sebelumnya, Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto menjelaskan bahwa keputusan tidak membagi dividen disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya akibat pengeluaran belanja modal sekitar US$305 juta pada 2018.

Selain itu, lanjut dia, kontraktor jasa pertambangan itu masih melihat adanya ketidakpastian di pasar. Artinya, harga batu bara di pasar masih tidak menentu.

“Dalam keadaan tidak menentu dan kinerja kuartal I/2019 yang tertekan kami menunda pembayaran dividen,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper