Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kepastian Politik Bisa Bawa IHSG Tembus 6.000

MNC Sekuritas memperkirakan laju IHSG bisa kembali menembus level 6.000 pascapengumuman hasil Pilpres oleh Komisi Pemilihan Umum.
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Selasa (16/1/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Pengunjung berjalan di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Selasa (16/1/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—MNC Sekuritas memperkirakan laju IHSG bisa kembali menembus level 6.000 pascapengumuman hasil Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum.

Menutup perdagangan Selasa (21/5/2019) atau setelah KPU mengumumkan pemenang Pilpres 2019 adalah pasangan Joko Widodo — Ma’ruf Amin, IHSG mendarat di zona hijau dengan penguatan 0,75% ke level 5.951. Secara year-to-date, indeks masih tertekan -3,92%.

Head of Research Institusi MNC Sekuritas, Thendra Crisnanda menyampaikan, probabilitas untuk berlanjutnya rebound IHSG menembus level 6.000 cukup besar.

“Kami menyakini bahwa probabilitas untuk berlanjutnya rebound IHSG ke level 6.110 cukup besar selama stabilitas politik domestik terjaga,” kata Thendra kepada Bisnis, Selasa (21/5/2019).

MNC Sekuritas pun merekomendasikan tactical buy untuk saham-saham konsumer dan ritel seperti GGRM, JPFA, ICBP, HOKI, RALS dan saham-saham BUMN seperti TLKM, BBRI, BBNI, JSMR, WIKA untuk dicermati investor.

Sementara itu, saham-saham CPO seperti LSIP diperkirakan juga akan mendapat topangan dari program B20 hingga B100 serta BRIS akan mendapat berkah dari potensi pengembangan ekonomi syariah ke depan.

Di tengah-tengah uforia tersebut, Thendra mengingatkan bahwa volatilitas pasar masih akan tinggi pada paruh kedua tahun ini.

“Sebaiknya investor mengantisipasi potensi penurunan pada paruh kedua tahun ini,” imbuh Thendra.

 Adapun faktor pemberat laju IHSG pada semester II/2019 dilihat masih berasal dari tingginya volatilitas pasar global. Keberlanjutan perang dagang antara AS dan China dikhawatirkan bakal berimbas pada perlambatan ekonomi secara global, timbulnya resesi global, dan bahkan terjadinya krisis mini di negara pasar berkembang (emerging market).

Selain perang dagang, investor juga akan kembali dihadapkan dengan potensi pengetatan suku bunga acuan Amerika Serikat dan Eropa pada kuartal IV/2019.

“Sementara itu, pertumbuhan pendapatan pada 2019 diperkirakan masih moderat dengan pertumbuhan sebesar 7,8 persen—10,5 persen,” ujar Thendra.

Adapun dengan skenario moderat, MNC Sekuritas memperkirakan IHSG akan naik ke level 6.334 pada akhir tahun ini sementara dengan skenario pesimistis berada di level 5.558. Sementara untuk skenario optimistis, indeks bisa tumbuh ke level 7.1110 dengan probabilitas sebesar 25 persen.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper