Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volatilitas Masih Tinggi, Investor Disarankan Masuk Reksa Dana Pasar Uang Dulu

Sejumlah manajer investasi menilai produk reksa dana jenis pasar uang merupakan pilihan terbaik untuk investasi pada situasi sekarang ini.
Pengunjung beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (13/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Pengunjung beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (13/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah manajer investasi menilai produk reksa dana jenis pasar uang merupakan pilihan terbaik untuk investasi pada situasi sekarang ini.

Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja indeks reksa dana pasar uang masih menjadi satu-satunya yang berkinerja positif selama pekan lalu sebesar 0,09%. 

Kontras dengan kinerja indeks reksa dana saham (-4,16%), campuran (-2,79%), dan pendapatan tetap (-0,10%) yang berada di zona negatif terseret pelemahan pasar saham dan pasar obligasi.

Endang Astharanti, Direktur Pemasaran dan Produk Mandiri Manajemen Investasi menyarankan, untuk sementara ini investor bisa memilih produk reksa dana pasar uang.  "Untuk sementara reksa dana pasar uang adalah pilihan investasi dalam situasi saat ini," kata Asti kepada Bisnis.com, Selasa (21/5/2019).

Senentara itu, lanjut Asti, bagi investor yang memiliki keyakinan kuat terhadap pasar dan memiliki pandangan jangka panjang bisa pula masuk sedikit demi sedikit ke reksa dana beraset dasar saham dengan memanfaatkan harga bawah.

Asti memperkirakan, ke depannya sentimen di pasar modal bisa lebih positif apabila tekanan terhadap pasar saham berkurang--seperti sentimen negatif perang dagang AS dan China.

Adapun aksi jual (net sell) yang dilakukan investor asing belakangan ini telah berbanding terbalik dengan aksi beli (net buy) selama kuartal I/2019 dengan dana masuk hampir Rp11 triliun. Asti mengimbuhkan, PE ratio saat ini pun telah turun di bawah rata-rata 5 tahun alias undervalue.

"Kami tetap optimis dalam jangka yang lebih panjang, seharusnya jika PER kembali ke level rata-rata maka IHSG dapat rebound, yang tentunya berdampak positif terhadap reksa dana saham dan campuran. Namun kami bersikap lebih waspada dalam pengelolaan reksa dana," tutur Asti.

Chief Investment Officer PT Paytren Aset Management Achfas Achsien juga menyarankan hal serupa yaitu masuk ke reksa dana pasar uang terlebih dahulu. Saat ini, Achfas menjelaskan, ada dua perkembangan yang masih harus ditunggu kelanjutannya. 

Pertama, sentimen eksternal mengenai ujung perkara perang dagang antara AS dan China. Apabila perang dagang tersebut berlanjut, dikhawatirkan pertumbuhan PDB banyak negara, termasuk Indonesia, akan tertekan. 

Kedua, sentimen internal dari kepastian politik juga masih akan dicermati oleh pelaku pasar. Kendati pengumuman Pilpres akan dilakukan pada 22 Mei 2019, tetap besar kemungkinan akan berlanjut ke Mahkamah Konstitusi yang prosesnya akan memakan waktu sekitar 1 bulan lagi.

“Akhir Juni lah baru bisa [masuk lagi]. Saya pikir satu bulan dari sekarang, baru kita balik lagi ke risky asset ini. Jujur saja, pasar uang dulu,” kata Achfas.

Sementara itu, untuk investor jangka panjang, Achfas merekomendasikan untuk bisa masuk ke reksa dana saham setelah berita-berita yang kurang menguntungkan belakangan ini mereda terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper