Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASSA Gelontorkan Belanja Modal Rp1,6 Triliun, Beli Armada & Kembangkan Platform Digital

Sekitar Rp1,3 triliun untuk pembelian kendaraan baru, sisanya untuk pengembangan bisnis baru.
Adi Sarana Armada. /Adi Sarana Armada
Adi Sarana Armada. /Adi Sarana Armada

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten transportasi PT Adi Sarana Armada Tbk. menggelontorkan anggaran belanja modal senilai Rp1,6 triliun pada 2019.

Direktur Adi Sarana Armada Hindra Tanujaya mengatakan bahwa anggaran belanja modal meningkat 33,3% dari realisasi belanja modal pada tahun sebelumnya senilai Rp1,2 triliun.

“Capex [capital expenditure] ini sebagian besar itu sekitar Rp1,3 triliun untuk pembelian kendaraan baru, sisanya untuk pengembangan bisnis baru,” ujarnya di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Adapun pada 2019 berencana untuk melakukan pembelian 6.500 unti armada baru untuk melakukan pelayanan terhadap pelanggan.

Sepanjang tahun ini, perseroan telah merealisasikan pembelian kendaraan baru sebanyak 1089 unit kendaraan.

“Untuk realisasi capex sendiri di kuartal I/2019 sudah Rp300 miliar lebih,” jelasnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menjelaskan bahwa bahwa sebagian dari capex yang dianggarkan perseroan akan dialokasikan untuk pengembangan usaha di bidang digital.

Perseroan saat ini tengah mengembangkan layanan aplikasi sewa kendaraan daring bernama Share Car dan juga layanan jual beli mobil bekas melalui situs caroline-id.com.

“Digital ini baru dimulai, tahun ini kontribusi digital belum besar, karena ini investasi jangka panjang,” ujarnya.

Dari lini bisnis penjualan mobil bekas melalui balai lelang PT JBA Indonesia yang telah diakuisisi perseroan pada Februari lalu, perseroan menargetkan penjualan mobil bekas pada tahun ini sebanyak 40.000 unit.

Target tersebut lebih tinggi dari realisasi penjualan mobil bekas pada tahun lalu yang terjual 17.000 unit.

“Jasa lelang meskipun dalam rupiah kecil tapi growth-nya paling besar, tahun meningkat 45%,” ujarnya.

Tahun ini ASSA menargetkan pendapatan sekitar Rp2,1 triliun atau lebih tinggi dari pendapatan perseroan Rp1,69 triliun.

“Penyumbang terbesarnya masih di rental kendaraan, kedua bisnis penjualan, bisnis mobil bekas, logistik, dan jasa lelang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper