Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Sulit Keluar dari Zona Merah

Sepanjang pekan lalu emas bergerak melemah 0,74% meskipun di tengah ketidakpastian geopolitik dan perang tarif perdagangan antara AS dan China yang kembali memanas.
Emas comex/Reuters
Emas comex/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tampak semakin sulit untuk membalikkan posisinya ke jalur hijau seiring dengan penguatan dolar AS dan meredanya kekhawatiran pasar terkait dengan eskalasi perang dagang Amerika Serikat dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (17/5/2019), harga emas di bursa Comex ditutup melemah 0,82% menjadi US$1.275,70 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas di pasar spot juga terdepresiasi 0,71% di level US$1.277,53 per troy ounce.

Adapun, sepanjang pekan lalu emas bergerak melemah 0,74% meskipun di tengah ketidakpastian geopolitik dan perang tarif perdagangan antara AS dan China yang kembali memanas.

Pada pertengahan pekan lalu, AS memblokir perusahaan teknologi raksasa asal China, Huawei Technologies, untuk membeli teknologi vital dari AS sehingga meningkatkan ketegangan perdagangan.

Penutupan mingguan tersebut pun menjadi penurunan mingguan terbesar sejak 19 April 2019.

Manajer Portofolio GraniteShares Jeff Klearman mengatakan bahwa penguatan dolar AS seiring dengan laporang ekonomi AS yang relatif kuat dan sedikit meredanya ketegangan geopolitik AS dan China menekan harga emas.

“Semua gabungan sentimen tersebut telah memberikan tekanan pada harga emas. Indeks dolar AS naik, bertahan di dekat level tertingginya membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya,” ujar Jeff seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/5/2019).

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap 6 mata uang mayor bergerak menguat 0,14% menjadi 97,995.

Tercatat, klaim pengangguran mingguan AS berhasil turun di bawah ekspetasi pasar.

Selain itu, sentimen konsumen AS pada awal Mei 2019 melonjak ke level tertingginya sejak 15 tahun terakhir di tengah meningkatnya kepercayaan terhadap prospek ekonomi AS.

Akibat data ekonomi yang cenderung kuat dari Negeri Paman Sam tersebut juga telah mendorong investor untuk menuju aset berisiko dibandingkan dengan aset investasi aman seperti emas.

Kepala Analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa mengatakan, penurunan harga emas selama beberapa sesi perdagangan terakhir telah merusak gambaran teknis untuk logam. Harga emas telah bergerak menembus batas level tren bearishnya.

“Pemulihan berada di level US$1.300 per troy ounce, jika harga berhasil tembus di atas ambang psikologis ini, emas akan kembali ke tren bullish, tetapi jika turun di bawah level US$1.280 per troy ounce, akan mengkonfirmasi skenario negatif,” ujar Carlo.

Di sisi lain di antara logam lainnya, perak melemah 1,10% menjadi US$14,40 per troy ounce, platinum melemah 1,85% di level US$818,88 per troy ounce, dan paladium turun 1,55% menjadi US$1,315 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper