Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan di Timur Tengah Memanas, Minyak Mentah Ditutup Menguat

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni pada Kamis (16/5/2019) ditutup menguat 1,4 persen atau 0,85 poin ke level US$62,87 per barel di New York Mercantile Exchange, kenaikan terbesar sejak akhir April.
Kilang Minyak/Bloomberg
Kilang Minyak/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Minyak mentah melonjak ke level tertinggi dua pekan karena Arab Saudi menuduh Iran berada di balik serangan fasilitas minyak utamanya, memicu ketegangan antara dua negara penghasil minyak dunia tersebut.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni pada Kamis (16/5/2019) ditutup menguat 1,4 persen atau 0,85 poin ke level US$62,87 per barel di New York Mercantile Exchange, kenaikan terbesar sejak akhir April.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Juli mengua 0,85 sen poin dan ditutup pada US$72,62 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, Wakil menteri pertahanan Arab Saudi dan saudara lelaki penguasa de facto negara itu menuduh di Twitter bahwa serangan drone yang terjadi pada Selasa (14/5) diperintahkan oleh Iran.

Komentar tersebut muncul ketika pasukan pimpinan Saudi melancarkan serangan udara balasan terhadap Houthi di Yaman, di mana PBB bekerja untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama empat tahun tersebut.

Eskalasi juga terjadi setelah AS memerintahkan staf non-darurat untuk meninggalkan negara tetangga Irak karena meningkatnya ancaman di wilayah tersebut.

"Siapa pun yang mengenal Timur Tengah tahu bahwa ada banyak jebakan dan risiko eskalasi selalu ada," kata Tamar Essner, direktur energi di Nasdaq Corporate Solutions, seperti dikutip Reuters.

"Dengan setiap serangan yang terjadi, risiko dan taruhannya menjadi lebih tinggi,” lanjutnya.

Meskipun saluran pipa Saudi telah dibuka kembali, para pejabat dari semua pihak memperingatkan bahwa serangkaian peristiwa baru-baru ini telah mendorong kawasan itu lebih dekat ke konflik yang berpotensi menghancurkan.

 Serangan baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak menyoroti ketegangan regional di Teluk Persia karena hubungan antara AS dan Iran juga memburuk. Hal tersebut mengurangi kekhawatiran tentang permintaan terkait dengan perang dagang yang semakin intensif antara AS dan China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper