Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harum Energy (HRUM) Ingin Masuk ke Bisnis PLTU

Produsen batu bara, PT Harum Energy Tbk. ingin masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga uap sebagai upaya diversifikasi perseroan dari bisnis inti.

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen batu bara, PT Harum Energy Tbk. ingin masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga uap sebagai upaya diversifikasi perseroan dari bisnis inti.

Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara mengatakan perseroan ingin masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sebagai bagian dari ekspansi di sektor hilir. Sayangnya, belum ada tender untuk proyek pembangkit baru dalam 2 tahun hingga 3 tahun terakhir.

Dia menuturkan perseroan mengincar tender PLTU dengan kisaran 2x100 megawatt (MW).

“Jadi kami menunggu ada peluang [tender] tersebut muncul kembali,” ujarnya di Jakarta, Kamis (16/5/2019).

Ray menyebut belum tertarik untuk mengakuisisi PLTU yang sudah ada. Pihaknya masih lebih memilih untuk mengikuti tender proyek baru.

Seperti diketahui, emiten berkode HRUM itu memiliki lima usaha yang bergerak di bidang pertambangan batu bara yakni PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ), PT Santan Batubara (SB), PT Tambang Batubara Harum (TBH), PT Karya Usaha Pertiwi (KUP), dan PT Bumi Karunia Pertiwi (BKP).

Selain itu, perseroan juga memiliki satu entitas anak yang bergerak di bidang transportasi dan satu di bidang investasi.

Perseroan dan anak usaha memiliki estimasi sumber daya JORC batu bara sekitar 487 juta ton. Jumlah cadangan yang dimiliki sebesar 64 juta ton per 31 Maret 2019.

Selain mengincar tender proyek pembangkit listrik, Ray menyebut perseroan juga masih mengincar akuisisi tambang batu bara. Pihaknya terus mencari peluang untuk mengeksekusi aksi korporasi tersebut.

Adapun, kriteria tambang batu bara yang diincar yakni lokasi berdekatan dengan tambang exsisting perseroan, sudah berproduksi, dan memiliki kalori yang setara dengan produksi perseroan saat ini.

Sebagai gambaran, MSJ memproduksi batu bara 0,6 juta ton pada kuartal I/2019. Nilai kalori dari entitas anak tersebut yakni 5.800—6.400 kcal/kg.

Selanjutnya, SB memproduksi 0,4 juta ton per 31 Maret 2019. Nilai kalori yang dihasilkan anak usaha tersebut yakni 5.400—6.400 kcal/kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper