Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Khawatir Perlambatan Ekonomi Global, IHSG Terus Melemah ke Level 5.800-an

Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kian melesu pada akhir perdagangan Kamis (16/5/2019). Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar mengenai perlambatan ekonomi global seiring dengan berlanjutnya perang dagang antara AS dan China.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (29/4/2019)./ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA -- Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) kian melesu pada akhir perdagangan Kamis (16/5/2019). Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran pelaku pasar mengenai perlambatan ekonomi global seiring dengan berlanjutnya perang dagang antara AS dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG kembali terperosok 1,42% menjadi 5.895 pada akhir perdagangan Kamis (16/5/2019), pelemahan selama 4 hari berturut-turut sejak awal pekan ini. Secara ytd, indeks tertekan 4,82%. 

Di kawasan Asia, hanya IHSG dan indeks FTSE Bursa Malaysia yang parkir di zona merah sepanjang tahun berjalan (ytd).

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan, pelemahan IHSG kali ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal yaitu terkait dengan kekhawatiran dampak negatif yang ditimbulkan perang dagang AS-China.

"Pelemahan IHSG hari ini lebih dominan dari faktor eksternal di mana investor menyikapi kekhawatiran perang dagang AS--China serta dampaknya terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (16/5/2019).

Adapun, keputusan Bank Indonesia untuk. menahan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo RAte (BI 7DRRR) sebesar 6% tak juga banyak mempengaruhi pergerakan indeks. Nafan menilai keputusan BI tersebut adalah dalam rangka menstabilkan rupiah.

"Menurut saya hal ini mampu meredam pelemahan pada indeks hari ini," ujar Nafan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper