Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sentimen Perang Dagang Mereda, Dolar AS Bergerak Stabil

Dolar AS berhasil mempertahankan posisinya seiring dengan fokus pasar tertuju pada data ekonomi Eropa dan AS untuk mengetahui proyeksi pertumbuhan ekonomi global setelah eskalasi perang dagang.
Ilustrasi Dolar AS/Reuters
Ilustrasi Dolar AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS berhasil mempertahankan posisinya seiring dengan fokus pasar tertuju pada data ekonomi Eropa dan AS untuk mengetahui proyeksi pertumbuhan ekonomi global setelah eskalasi perang dagang.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (15/5/2019) pukul 14.38 WIB, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan 6 mata uang mayor bergerak menguat tipis 0,01% di level 97,54.

COO Rakuten Securities Australia Sydney Nick Twidale mengatakan bahwa penguatan dolar AS di dukung karena masalah dagang AS dan China tetap menjadi fokus utama investor setelah Presiden AS Donald Trump pada Selasa (14/5) menegaskan bahwa pembicaraan perdagangan dengan China belum runtuh.

"Trader akan mencari lebih banyak konfirmasi sentimen positif dalam masalah perang dagang AS dan China sebelum mencari untuk masuk ke posisi buy baru," ujar Nick Twidale seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2019).

Pasar saat ini berfokus pada laporan zona euro, laju produk domestik bruto (PDB) Jerman, serta penjualan ritel dan produk industri AS periode April yang akan dirilis Rabu (15/5/2019) sebagai petunjuk bagi investor terkait dengan keadaan ekonomi global.

Selain itu, pasar valuta asing menunjukkan sedikit reaksi terhadap pertumbuhan yang lebih buruk daripada perkiraan dalam output industri dan penjualan ritel China pada periode April.

Hal tersebut menggarisbawahi bahwa China memerlukan lebih banyak langkah stimulus untuk mendukung pertumbahan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Ahli Strategi Pasar Sumitomo Mitsui Trust Bank Ayako Sera mengatakan bahwa mengingat data China dirilis lebih lemah daripada perkiraan, pasar tidak akan dapat menghindari reaksi jika AS juga merilis data yang lemah.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper