Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Melemah Tertekan Rencana Tarif Balasan China

Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada pedagangan Senin (13/5/2019) setelah China menantang dengan mengumumkan tarif pembalasan.
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters
Bursa Saham AS Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah pada pedagangan Senin (13/5/2019) setelah China menantang dengan mengumumkan tarif pembalasan.

Rencana tarif balasan tersebut menjadi tanda ketegangan terbaru dalam perang perdagangan kedua negara yang semakin agresif, yang membuat investor melarikan diri dari pasar saham menuju aset dengan risiko lebih rendah.

Ketiga indeks utama AS melemah, dengan Nasdaq membukukan persentase penurunan satu hari terbesarnya tahun ini. S&P 500 dan Dow keduanya mengalami penurunan persentase terbesar sejak 3 Januari.

Seperti dilansir Reuters, China mengatakan akan mengenakan tarif lebih tinggi pada barang-barang AS senilai US$ 60 miliar meskipun Presiden Donald Trump memperingatkan China untuk tidak membalas kenaikan tarif yang diberlakukan minggu lalu.

"Pasar menyadari bahwa ini adalah gangguan mutlak terhadap perundingan (perdagangan) dan semuanya berjalan mundur," kata Michael O'Rourke, kepala analis pasar di JonesTrading, seperti dikutip Reuters.

"Itu bisa sangat buruk. Ada banyak ketidakpastian. Ini seharusnya mengarah pada perlambatan ekonomi lebih lanjut," tambah O’Rourke.

Investor merespons dengan melarikan diri dari pasar saham menuju aset safe-haven.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS jatuh ke posisi terendah enam pekan, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun jatuh di bawah obligasi dengan tenor 3 bulan, inversi yang dilihat oleh banyak orang sebagai pertanda potensial resesi.

Sementara itu, harga emas naik mendekati level tertinggi tiga bulan. Indeks Volatilitas CBOE, ukuran kecemasan investor, membukukan kenaikan poin harian terbesar sepanjang tahun ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 617,38 poin atau 2,38 persen, ke level 25.324,99, sedangkan indeks S&P 500 kehilangan 69,53 poin atau 2,41 persen, ke level 2.811,87 dan Nasdaq Composite turun 269,92 poin atau 3,41 persen ke 7.647,02.

Dari 11 sektor utama S&P 500, hanya sektor utilitas yang mengakhiri perdagangan dengan penguatan. Emiten teknologi yang sensitif terhadap perdagangan mengalami penurunan persentase terbesar.

Di antara saham yang sangat rentan terhadap tarif AS-China, Boeing Co turun 4,9 persen dan Caterpillar Inc turun 4,6 persen sementara indeks Philadelphia Chip melemah 4,7 persen, membukukan penurunan persentase terbesar sejak 3 Januari dan memperpanjang penurunan 6 persen pekan lalu.

Saham Apple Inc merosot 5,8 persen karena meningkatnya ketegangan perdagangan dan keputusan Mahkamah Agung AS untuk mengizinkan gugatan antimonopoli yang menuduh perusahaan memonopoli pasar aplikasi iPhone.

Sementara itu, Uber Technologies Inc memperpanjang penurunannya dan ditutup melemah 10,8 persen pada hari kedua sebagai perusahaan melakukan perdagangan perdananya di pasar saham Jumat pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper