Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Khawatir Ekonomi Global Melambat, Emas Semakin Berkilau

Emas melanjutkan penguatan seiring dengan AS resmi menaikkan tarif impor China, memperburuk kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Emas melanjutkan penguatan seiring dengan AS resmi menaikkan tarif impor China, memperburuk kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi global.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (10/5/2019), harga emas di bursa Comex ditutup menguat 0,17% menjadi US$1.287,40 per troy ounce.

Sementara itu, harga emas di pasar spot ditutup terapresiasi 0,15% menjadi US$1.286,05 per troy ounce.

Kepala Investasi Cabot Wealth Management Rob Lutts mengatakan bahwa ekskalasi sengketa perdagangan antara AS dan China telah membebani pasar saham dan mendorong permintaan untuk aset yang dipandang lebih aman, seperti emas.

"Emas akan naik dalam jangka pendek sampai akhirnya terdapat resolusi konkret untuk ketegangan perdagangan berkelanjutan antara AS dan China," ujar Rob seperti dikutip dari Reuters, Minggu (12/5/2019).

Seperti yang diketahui, AS telah resmi menaikkan tarif impor sebesar 25% dari sebelumnya 10% untuk barang-barang China senilai US$200 miliar. Akibat tarif tersebut, China mengatakan akan membalas kebijakan tersebut tetapi tidak menjelaskan secara rinci kebijakan yang dimaksud.

Sentimen lain yang mendukung harga emas adalah meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Iran setelah Negeri Paman Sam tersebut mengirim pasukan militernya ke Iran.

"Situasi Iran tidak membaik. Kebijakan Trump telah menyebabkan perubahan dalam dinamika. Kami tidak yakin apakah perubahan akan membuat situasi lebih aman atau tidak, tetapi ketidakpastian akan mempengaruhi bagaimana investor melihat emas," ujar Rob.

Selain itu, konflik perdagangan AS dan China juga dapat memaksa Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga, yang selanjutnya dapat mendukung harga emas dan membebani pergerakan dolar AS.

Adapun, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan 6 mata uang mayor bergerak melemah 0,04% menjadi 97,33.

Dolar AS juga terpukul akibat data menunjukkan kenaikan yang lebih kecil daripada perkiraan dalam indeks harga konsumen AS bulan lalu.

Tercatat PPI AS periode April hanya tumbuh 0,2% atau lebih rendah dari periode sebelumnya dan Core CPI AS periode April juga hanya tumbuh 0,1% atau lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Di sisi lain, untuk pergerakan logam mulia lainnya, perak berhasil naik 0,17% menjadi US$14,787 per troy ounce, platinum naik 1,94% menjadi US$865,54 per troy ounce, dan paladium naik 4,48% menjadi US$1.357,46 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper