Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Karet Lanjutkan Penguatan di Saat Yuan Terdepresiasi

Harga karet di bursa Shanghai pada perdagangan Jumat (10/5/2019) menuju kenaikan mingguan kedua seiring dengan melemahnya yuan dan harga minyak yang lebih tinggi mendorong daya tarik karet.
Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Warga menyadap getah karet di Desa Balai Rajo, VII Koto Ilir, Tebo, Jambi, Selasa (23/4/2019). Harga jual getah di pasar lelang karet desa setempat naik dari Rp.8.500 per kilogram pada bulan lalu menjadi Rp.9.600 dalam beberapa hari terakhir. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga karet di bursa Shanghai pada perdagangan Jumat (10/5/2019) menuju kenaikan mingguan kedua seiring dengan melemahnya yuan dan harga minyak yang lebih tinggi mendorong daya tarik karet.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (10/5/2019) harga karet di bursa Shanghai menguat 0,47% atau terapresiasi 55 poin menjadi 11.815 yuan per kilogram.

Sementara itu, harga karet di bursa Tokyo bergerak menguat 0,86% menjadi 188,30 yen per kilogram.

Analis Fujitomi di Tokyo, Kazuhiko Saito, mengatakan bahwa arah pergerakan komoditas yang digunakan sebagai bahan ban tersebut akan bergantung pada hasil kesepakatan dari perundingan perdagangan antara AS dan China yang masih berjalan.

"Selain itu, kenaikan harga juga disebabkan oleh pengiriman karet dari Thailand naik di tengah musim produksi yang rendah di negara itu," ujar Kazuhiko seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/5/2019).

Sementara itu, mata uang China, yuan, diperdagangkan mendekati level terlemah sejak Januari setelah turun 4 hari, meningkatkan biaya impor karet di bursa Shanghai untuk pembuat ban lokal.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (10/5/2019) pukul 16.07 WIB, yuan offshore bergerak melemah 0,029% di level 6,839 yuan per dolar AS, di saat mayoritas mata uang asia menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper