Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham : AKR Corporindo (AKRA) Siap Tembus Rp6.000?

Kinerja saham PT AKR Corporindo Tbk. dalam 3 bulan terakhir telah turun hingga 17,06% menuju level Rp4.230 per saham. Pelemahan ini, diperkirakan tidak akan berlangsung hingga jangka panjang, bila kinerja perseroan membaik.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa yang digelar PT AKR Corporindo Tbk. di Jakarta, Selasa (30/4/2019), diputuskan bahwa perseroan akan membagikan dividen Rp963,52 miliar. /Bisnis-Novita Sari Simamora
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa yang digelar PT AKR Corporindo Tbk. di Jakarta, Selasa (30/4/2019), diputuskan bahwa perseroan akan membagikan dividen Rp963,52 miliar. /Bisnis-Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja saham PT AKR Corporindo Tbk. dalam 3 bulan terakhir telah turun hingga 17,06% menuju level Rp4.230 per saham. Pelemahan ini, diperkirakan tidak akan berlangsung hingga jangka panjang, bila kinerja perseroan membaik.

Kinerja saham emiten berkode AKRA yang menurun sebagai respons pelaku pasar terhadap kinerja keuangan kuartal I/2019 yang melemah.

Pada kuartal I/2019, penjualan dan pendapatan yang dibukukan oleh AKRA senilai Rp5,03 triliun, turun 13,72% dari posisi Rp5,83 triliun pada kuartal I/2018. Dengan demikian, target realisasi pada kuartal I/2019 mencapai 18,6% dari target pendapatan senilai Rp27 triliun.

Analis PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia James Nugroho dan Ryan Daniel memproyeksikan laba kotor AKRA berpotensi melemah, disebabkan kompetisi di bisnis minyak dan pertambangan masih ketat. Selain itu, ekspektasi penjualan tanah cenderung moderat mengingat adanya pemilihan presiden pada 2019.

Dari sisi lain, AKRA pun kini tengah melakukan penataan utang bisnis logistik dan kontainer.

"Kami pikir implementasi B20 akan berdampak positif pada AKRA, tercermin dari volume penjualan diesel pada kuartal IV/2018," katanya melalui riset medio April.

Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli pada saham AKRA dengan target harga Rp6.000 per saham.

Dalam riset berbeda, analis JP Morgan Sekuritas Sumedh Samant dan Ajay Mirchandani menuliskan dalam riset, AKRA mencatatkan kinerja yang buruk pada pertengahan Maret 2019. Namun, JP Morgan optimistis pendapatan AKRA akan meningkat dan akan menjadi katalis bagi saham AKRA.

Proyeksi pendapatan AKRA pada 2019 senilai Rp23,9 triliun, naik 2% year on year dan EBITDA mencapai Rp1,59 triliun, atau naik 32% year on year.

Dia memproyeksikan, target harga saham AKRA bisa mencapai Rp4.800 per saham. Dengan memperhatikan, risiko penurunan utama yakni kenaikan harga minyak, intervensi pemerintah baru di pasar harga bahan bakar, dan volume/ margin bahan bakar yang lebih lemah dari yang diperkirakan.

Dalam konsensus Bloomberg, dari 12 analis yang mengamati saham AKRA, terdapat 10 analis yang merekomendasikan beli saham AKRA, sisanya merekomendasikan hold dan sell. Konsensus memproyeksikan target saham AKRA pada akhir 2019 senilai Rp5.900 per saham.

Konsensus memproyeksikan, target pendapatan, EBITDA dan laba bersih AKRA masing-masing senilai RpRp25,21 triliun, Rp1,95 triliun dan Rp1,4 triliun. Pertumbuhan pendapatan AKRA pada tahun ini diproyeksikan bisa mencapai 7,08% year on year.

Namun, pada 2020 dan 2021, pertumbuhan pendapatan AKRA bakal lebih baik lagi, masing-masing 8,54% dan 11,52% menjadi Rp27,36 triliun dan Rp30,52 triliun. Kalangan analis masih optimistis saham AKRA bisa kembali menghijau untuk jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper