Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Seluruh Sektor Melemah, IHSG Terus Tertekan Hingga Akhir Sesi I

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,74 persen atau 46,60 poin ke level 6.250,71 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,58 persen atau 36,62 poin ke level 6.260,70.
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi di dekat monitor informasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (11/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan di zona merah hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,74 persen atau 46,60 poin ke level 6.250,71 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,58 persen atau 36,62 poin ke level 6.260,70.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak di level 6.231,36 – 6.270,88. Adapun pada perdagangan Selasa (7/5), IHSG ditutup rebound dengan penguatan 0,65 persen atau 40,97 poin di posisi 6.297,32.

Seluruh sembilan sektor menetap di zona merah, didorong oleh sektor ektor industri dasar yang melemah 1,62 persen dan sektor aneka industri yang turun 1,28 persen.

Sebanyak 121 saham menguat, 231 saham melemah, dan 279 saham stagnan dari 631 saham yang diperdagangkan.

Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing melemah 1,63 persen dan 1,66 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG siang ini.

IHSG melemah di saat pasar saham Asia juga mayoritas bergerak di zona merah, dengan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 2 persen dan 1,80 persen, indeks Hang Seng melemah 0,94 persen, dan indeks Shanghai Composite melemah 0,38 persen.

Sementara itu, indeks FTSE Straits Time Singapura turun 0,99 persen, sedangkan indeks FTSE Malay KLCI melemah 0,44 persen.

Dilansir Bloomberg, bursa Asia melemah karena ancaman AS terhadap tarif impor barang asal China yang lebih tinggi terus bergema di seluruh pasar global.

Fokus investor telah berpaling ke Washington kepada kunjungan juru runding perdagangan utama China akhir pekan ini ketika Presiden Donald Trump meningkatkan tekanan untuk meraih kesepakatan yang diharapkan banyak pelaku pasar.

"Dua kekuatan ekonomi terbesar, AS dan China, akan mengalami perang dagang atau perdamaian perdagangan dan pada kenyataannya hanya ada beberapa orang yang tahu jawabannya, dan bukan kita,” ungkap Larry Robbins, CEO Glenview Capital Management, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper