Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2019, Beban Promosi Emiten Mamin Naik di Atas 50 Persen

Sejumlah emiten makanan dan minuman mencatatkan kenaikan beban iklan dan promosi di atas 50% pada kuartal I/2019. 
Komisaris PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Atiff Ibrahim Gill (dari kiri), Direktur Paulus Tedjosutikno, dan Komisaris Hartono Atmadja berbincang di sela-sela paparan publik, di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Komisaris PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) Atiff Ibrahim Gill (dari kiri), Direktur Paulus Tedjosutikno, dan Komisaris Hartono Atmadja berbincang di sela-sela paparan publik, di Jakarta, Selasa (30/4/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten makanan dan minuman mencatatkan kenaikan beban iklan dan promosi di atas 50% pada kuartal I/2019. 

Sejumlah emiten tersebut di antaranya PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. yang naik 80,27% menjadi sebesar Rp158,24 miliar, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. yang naik 56,92% menjadi sebesar Rp61,64 miliar. 

Selain itu, PT Siantar Top Tbk. membukukan kenaikan beban promosi dan iklan sebesar 76,74% menjadi Rp19,53 miliar, serta PT Sekar Laut Tbk. yang naik 59,92% menjadi Rp3,95 miliar, dan PT Tri Banyan Tirta yang naik 78,69% menjadi Rp1,09 miliar. 

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Garudafood Paulus Tedjosutikno mengatakan bahwa beban iklan dan promosi yang meningkat hingga 80,27% karena strategi pemasaran yang berbeda dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu. Di samping itu, beban iklan dan promosi yang meningkat seiring dengan peluncuran beberapa produk baru. 

"Karena perbedaan kegiatan pemasaran kuartal tahun lalu dibandingkan kuartal I/2019 di mana kondisi persaingan bisnis lebih tinggi dengan pemain yang masuk ke pasar yang sama," imbuhnya. 

Sementara itu, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. menekan beban iklan dan promosi pada kuartal I/2019. Pada periode itu, produsen Ultra Milk itu menekan beban iklan dan promosi sebesar 47,42% menjadi Rp40,29 miliar. 

General Manager Public Relations Ultra Jaya Muhammad Muthassawar mengatakan, perseroan menekan biaya pemasaran pada tiga bulan pertama tahun ini karena pasokan produksi yang masih terbatas. "Selanjutnya, akan kembali ke normal expenses [pada kuartal II/2019]," katanya pada Senin (6/5/2019). 

Pada kuartal I/2019, emiten dengan kode saham ULTJ ini membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,43 triiliun atau naik 9,61% secara tahunan. Adapun, laba bersih tercatat Rp299,95 miliar atau naik 79,47% secara tahunan. 

Azwar menjelaskan, pertumbuhan penjualan terjadi pada segmen produk susu maupun teh. Adapun, kenaikan laba didorong oleh nilai tukar rupiah yang lebih stabil dari yang diperkirakan sebelumnya. 

Perseroan optimistis kinerja positif pada kuartal I/2019 dapat berlanjut pada kuartal II/2019 seiring dengan musim puncak Ramadan dan Lebaran. Kenaikan penjualan pada periode tersebut rata-rata sebesar 10%-15% dibandingkan dengan bulan normal lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper