Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Properti Lama Tak Gentar Hadapi Pemain Baru

Pengembang properti kawakan menyikapi secara positif hadirnya nama-nama baru yang meramaikan bursa saham supaya bisa menggairahkan minat pembelian properti.
Ilustrasi/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Ilustrasi/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA-- Pengembang properti kawakan menyikapi secara positif hadirnya nama-nama baru yang meramaikan bursa saham supaya bisa menggairahkan minat pembelian properti.

Direktur Pengelolaan Modal PT Intiland Development Tbk. Archied Noto Pradono mengharapkan bahwa minat positif investor properti saat penawaran saham perdana bisa berlanjut di tingkat optimisme minat atas pembelian investor di sektor riil, melalui pembelian aset properti.

Archied pun menyebut tak meracik strategi khusus menghadapi gairah pemain baru di sektor ini.

"Kami harapkan bisa saling melengkapi dan menambah minat beli masyarakat terhadap konsumsi properti dengan pemain properti baru yang ada dengan yang baru nanti-nya,"jelasnya kepada Bisnis akhir pekan ini.

Menurut Archied, sepanjang kuartal I/2019--kuartal II/2019, nilai pra penjualan yang diraup DILD masih lemah. Namun DILD meletakkan harapan yang besar pada paruh kedua tahun ini.

"Target kami pada semester II/2019industri propertu lebih bergairah dan ada peningkatan 10 % dibandingkan tahun lalu,"jelasnya.

Strategi perusahaan, saat ini adalah fokus melakukan inovasi dengan konsep yang menjadi kebutuhan dan gaya hidup konsumen. Misalnya, kata dia, seperti operasional MRT yang disinergikan dengan proyek DILD untuk aksesibilitas dan koneksitivitasnya.

Tahun ini, DILD menganggarkan belanja modal Rp1,5 triliun, utamanya untuk sejumlah proyek yang telah melakukan pra penjualan seperti 57 promenade serta menyelesaikan proyek Praxis SpazioTower Graha Golf dan Rosebay di surabaya

Nama-nama besar lainnya seperti PT Ciputra Development Tbk. dengan kode saham CTRA mengatakan tahun ini kinerja emiten properti akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, karena siklus turun properti tahun ini telah berada pada fase penghujung.

Managing Director CTRA, Harun Hajadi mengungkapkan properti selalu memiliki siklus yang berulang selama periode 5tahun--6tahun. Membandingkan pada 2008--2013 sebagai periode booming properti di Indonesia telah menghasilkan kondisi kelebihan pasokan.

Kelebihan pasokan itu, kata dia harus diserap oleh pasar terlebih dahulu, supaya properti bisa mengalami kebangkitan kembali.

"Sejak 2014 sampai 2018 pasar berusaha menywrap kelebihan pasokan tersebut. Pada 2019 ini menurut saya sudah di penghujung down cycle,"terangnya.

Sebagai perusahaan properti yang sudah melantai lama di bursa, yakni sejak 1994, CTRA akan mengutamakan keberlanjutan dalam berbisnis dengan menjaga dan menguasai landbank strategis.

"Karena landbank kan bahan baku kita, jangan sampai pas booming lagi kita tidak punya landbank,"tekannya.

Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, perusahaan besutan begawan properti Ciputra telah meraup pra penjualan senilai Rp1,1 triliun.

Capaian itu, kata Harun tidaklah terlalu buruk dengan ditopang melalyu peluncuran proyek-proyek baru. Dia pun menekankan bahwa pemilu tidak menjadi kendala utama.

Adapun peluncuran proyek baru oleh CTRA dilakukan dua pekan lalu yakni tahap II dari Northwest Park di CitraLand surabaya, dan berhasil mendapatkan marketing sales sekitar Rp432 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper