Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Data Tenaga Kerja AS, Bursa Asia Bergerak dalam Kisaran Ketat

Pasar saham Asia tetap berada dalam kisaran ketat pada perdagangan Jumat (3/5/2019) di tengah hari libur di sejumlah bursa, sementara investor menunggu rilis data tenaga kerja AS dan petunjuk arah lainnya.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Asia tetap berada dalam kisaran ketat pada perdagangan Jumat (3/5/2019) di tengah hari libur di sejumlah bursa, sementara investor menunggu rilis data tenaga kerja AS dan petunjuk arah lainnya.

Bursa saham Hong Kong menguat 0,35 persen pada pukul 14.41 WIB dan indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,01 persen, sementara indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,74 persen dan indeks.

Bursa saham China dan Jepang masih tutup karena libur nasional dan akan dibuka kembali pada hari Senin dan Selasa.

Investor menunggu data non-farm payroll AS yang akan dirilis hari ini, yang diperkirakan menunjukkan peningkatan 185.000 pekerjaan baru pada bulan April dan tingkat pengangguran stabil di level 3,8 persen.

Sementara itu, sebuah laporan payroll pada hari Rabu menunjukkan pengusaha swasta AS menambahkan 275.000 pekerjaan bulan lalu.

Data resmi yang solid akan mendukung gagasan ekonomi terbesar di dunia ini berada di jalur untuk ekspansi terpanjang yang pernah ada, lebih lanjut meningkatkan dolar AS dan prospek pendapatan perusahaan.

"Akan ada banyak pandangan terhadap laporan pertumbuhan pendapatan rata-rata yang diperkirakan akan tumbuh sedikit di atas 0,1 persen," kata David de Garis, ekonom National Australia Bank, seperti dikutip Reuters.

Pembuat kebijakan global sedang bergulat dengan pertumbuhan upah yang rendah dan pertumbuhan inflasi yang lambat. Meskipun ada peningkatan lapangan kerja dan ekspansi ekonomi yang masih kuat, kondisi yang ada menyulitkan pengambilan keputusan kebijakan moneter.

Saham-saham dunia telah mencatat reli tajam tahun ini, dengan indeks S&P 500 telah naik lebih dari 16 persen sejauh ini pada tahun 2019. Tetapi kenaikan lebih lanjut akan sulit didapat, kata analis dari Capital Economics.

"Investor masih terlalu optimistis tentang prospek pertumbuhan pendapatan. Karena pendapatan mengecewakan, kami berpikir bahwa pasar saham akan turun di seluruh dunia," ungkap mereka

“Pada saat yang sama, investor tidak mau menjadi terlalu skeptis karena mungkin ada perjanjian perdagangan (AS-China) yang sedang berlangsung," kata Ben Kwong, kepala penelitian di KGI Asia.

Kedua belah pihak dilaporkan mendekati kesepakatan setelah pembicaraan di Beijing pekan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper