Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Kembali Terdepresiasi, Ini Alasannya

Setelah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (2/5/2019), mata uang garuda kembali bergerak melemah seiring dengan proyeksi pergerakan dolar AS yang justru menguat setelah keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunganya.
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga
Karyawan bank memperlihatkan uang pecahan Dolar AS dan Rupiah di Jakarta, Senin (7/1/2019)./ANTARA-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (2/5/2019), mata uang garuda kembali bergerak melemah seiring dengan proyeksi pergerakan dolar AS yang justru menguat setelah keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunganya.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (2/5/2019) pukul 13.48 WIB, rupiah di pasar spot bergerak terdepresiasi 0,056% atau 9 poin menjadi Rp14.265 per dolar AS. Padahal pada pembukaan perdagangan, rupiah berhasil dibuka cukup kokoh menguat 0,36% atau 51 poin di level Rp14.206 per dolar AS.

Mengutip riset harian PT Monex Investindo Futures oleh salah satu analisnya, Faisyal, dolar AS justru memiliki peluang untuk menguat dalam jangka pendek setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.

"Pasar merespos positif pernyataan The Fed semalam yang mengatakan bahwa ekonomi AS masih terlihat solid dan belum ada rencana untuk mengubah kebijakan suku bunga dalam jangka pendek," ujar Faisyal melalui keterangan resminya, Kamis (2/5/2019).

Sebagai informasi, hingga akhir Maret 2019, laju inflasi AS hanya mencapai 1,6% yaitu di bawah target The Fed sebesar 2%. Pada hasil FOMC, The Fed telah menurunkan prospek inflasi dan membuat penurunan teknis pada tingkat kelebihan cadangan. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan faktor-faktor yang akan menyeret inflasi mungkin hanya berpengaruh sementara dan pihaknya tidak melihat adanya celah untuk menaikkan suku bunga di kedua arah.

Faisyal mengatakan, selanjutnya pasar akan menantikan rilisnya keputusan moneter terbaru dari Bank of England pada pukul 18.00 WIB. 

Di sesi Amerika Serikat, pasar menanti rilis data klaim tunjangan pengangguran pukul 19.30 WIB dan pesanan pabrik AS pukul 21.00 WIB yang berpeluang menjadi katalis pergerakan dolar AS selanjutnya. Saat ini, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang mayor bergerak menguat tipis 0,01% menjadi 97,693.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper