Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel (KRAS) Berharap Cetak Laba US$6,37 Juta

Emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk. berharap dapat mencetak laba pada 2019, setelah mengalami rugi US$74,82 juta pada 2018.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim (kelima dari kanan) usai mengikuti RUPST kinerja 2018 di Jakarta pada Jumat (26/4/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim (kelima dari kanan) usai mengikuti RUPST kinerja 2018 di Jakarta pada Jumat (26/4/2019)./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten produsen baja pelat merah, PT Krakatau Steel Tbk. berharap dapat mencetak laba pada 2019, setelah mengalami rugi US$74,82 juta pada 2018.

Berdasarkan laporan tahunan 2018, perseroan menargetkan volume penjualan produk baja sebesar 3,55 juta ton pada 2019 atau naik 65,54% dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 2,14 juta ton.

Untuk pendapatan dari hasil penjualan produk baja, perseroan mengincar US$2,56 miliar, sedangkan pendapatan dari non-produk baja dan jasa sebesar US$364,47 juta. Dengan demikian, target total pendapatan bersih pada 2019 sebesar US$2,92 miliar atau naik 67,97% dibandingkan dengan ealisasi tahun sebelumnya sebesar US$1,74 miliar.

Adapun, target laba kotor 2019 sebesar US$287,29 juta atau naik US$128,46 juta, dan laba operasi US$138,79 juta naik sebesar US$142,10 juta dibandingkan realisasi 2018.

Dengan demikian, target laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$6,37 juta pada 2019, dibandingkan dengan realisasi 2018 yang masih membukukan rugi sebesar US$74,82 juta.

Perseroan menargetkan peningkatan aset pada 2019 sebesar 15,21% dari capaian 2018 sebesar US$4,30 miliar menjadi US$4,95 miliar pada 2019. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2018 menyetujui laporan tahunan untuk periode 2018.

Terkait target tahun ini, Silmy berharap perseroan dapat mencetak laba pada tahun ini. Meski demikian, target ini juga sangat terkait dengan harga baja dunia, harga mineral dunia, dan seberapa besar penurunan bunga yang saat ini sedang dinegosiasikan. "Semua niatnya untung, tetapi fokus saat ini adalah restrukturisasi hutang dan seberapa besar negosiasi terhadap hutang itu bisa berhasil," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper