Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Link Net (LINK) Bagikan Dividen Rp232 per Saham

Emiten jasa televisi berbayar dan jaringan broadband PT Link Net Tbk. akan membagikan dividen untuk tahun buku 2018 sebesar Rp674 miliar.
Presiden Direktur Link Net Marlo Budiman (keempat dari kiri) berfoto bersama dewan direksi Link Aja setelah menyampaikan paparan publik di Jakarta, Jumat (26/4/2019)./Bisnis-Dwi Nicken Tari
Presiden Direktur Link Net Marlo Budiman (keempat dari kiri) berfoto bersama dewan direksi Link Aja setelah menyampaikan paparan publik di Jakarta, Jumat (26/4/2019)./Bisnis-Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten jasa televisi berbayar dan jaringan broadband PT Link Net Tbk. akan membagikan dividen untuk tahun buku 2018 sebesar Rp674 miliar atau Rp232 per saham.

Direktur Keuangan Link Net Johannes menyampaikan, jumlah dividen yang akan dibagikan perseroan mencapai Rp674 miliar dengan rasio pembayaran dividen sebesar 60% dari normalisasi laba bersih yang diterima pada 2018. 

“Dividen per saham pada 2018 menjadi Rp232 per lembar saham. Pada harga saham saat ini, penghasilan dividen berkisar antara 5,4%—5,5%,” kata Johannes dalam public expose Link Net di Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Adapun dividen tersebut akan dibayarkan pada 29 Mei 2019. Johannes menambahkan, sisa laba yang ada nantinya akan digunakan untuk pengembangan bisnis emiten berkode saham LINK tersebut pada tahun ini.

Mengutip Laporan Keuangan per 31 Desember 2019, LINK mencetak kenaikan pendapatan  pendapatan sebesar 9,6% dari Rp3,399 triliun menjadi Rp3,728 triliun secara year on year.  Namun, dari sisi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mengalami penyusutan Rp200 miliar atau sebesar 20% menjadi Rp803 miliar (y-o-y). 

Laba bersih tahun berjalan juga menyusut dari Rp2 triliun menjadi Rp788 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba yang menyusut sejalan dengan beban pokok pendapatan yang mengalami kenaikan sekitar Rp68 miliar menjadi Rp774 miliar.

Pendapatan utama perusahaan masih berasal dari layanan broadband internet dan jaringan sebesar Rp2 triliun atau tumbuh 5,2% dibandingkan pada 2017. Disusul biaya berlangganan tv kabel senilai Rp1,3 triliun.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper