Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Per Maret, Kinerja Operasional DOID Menanjak

Emiten kontraktor tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan volume pengupasan lapisan penutup (overburden removal/ OB) sebesar 34,9 juta bank cubic meter (bcm) pada Maret 2019, atau level tertinggi sepanjang tahun ini.
Direktur Utama merangkap Direktur Independen  PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah) bertumpu tangan dengan Direktur Eddy Porwanto Poo (kiri) dan Direktur Ariani Vidya Sofjan, seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Kamis (24/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama merangkap Direktur Independen PT Delta Dunia Makmur Tbk Hagianto Kumala (tengah) bertumpu tangan dengan Direktur Eddy Porwanto Poo (kiri) dan Direktur Ariani Vidya Sofjan, seusai rapat umum pemegang saham tahunan di Jakarta, Kamis (24/5/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten kontraktor tambang batu bara PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) mencatatkan volume pengupasan lapisan penutup atau overburden removal, OB, sebesar 34,9 juta bank cubic meter pada Maret 2019. Raihan tersebut menjadi level tertinggi sepanjang tahun ini.

Dalam laporannya, Selasa (23/4/2019), manajemen DOID menyebutkan peningkatan produksi pada Maret 2019 merefleksikan peningkatan utilisasi alat berat perseroan dan dukungan cuaca yang lebih kondusif.

Dari sisi produksi, DOID menghasilkan batu bara sejumlah 4,1 juta ton, sehingga pencapaian Januari—Maret 2019 sejumlah 12,2 juta ton. Adapun, volume pengupasan lapisan penutup sepanjang 3 bulan pertama 2019 sebesar 97 juta bcm. Perinciananya, Januari 30,6 juta bcm, Februari 31,5 juta bcm, dan Maret 34,9 juta bcm.

Raihan pengupasan lapisan penutup itu meningkat 26 persen year on year (yoy) dari Januari—Maret 2018 sebesar 79,8 juta bcm. Adapun, volume produksi naik 22 persen yoy dari 3 bulan pertama 2018 sejumlah 9,7 juta ton.

Sejumlah klien perseroan di antaranya ialah Berau Coal, Adaro, Kideco Jaya Agung, PT Indonesia Pratama (anak usaha PT Bayan Resources Tbk.), dan Geo Energy Group.

Manajemen menyebutkan, pihaknya sedang mendiskusikan pengubahan standarisasi harga batu bara dari memakai Indeks Newcastle (NEWC) menjadi Indonesia Coal Index (ICI). Diharapkan kinerja kuartal I/2019 akan menggunakan rata-rata harga ICI pada November 2018—Februari 2019.

“Karena kami memperkirakan harga ICI ke depannya akan stabil di kisaran level saat ini, maka kami mempertahankan pedoman setahun,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper