Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berbalik Positif, Kinerja Reksa Dana Saham Dapat Berkah dari Pemilu 2019

Terdampak uforia pesta demokrasi, kinerja indeks reksa dana saham pun berbalik positif dan melesat ke posisi teratas pada akhir pekan lalu. 
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Pekerja melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum'at (22/2/2019)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA — Terdampak euforia pesta demokrasi, kinerja indeks reksa dana saham pun berbalik positif dan melesat ke posisi teratas pada akhir pekan lalu. 

Namun, investor tetap disarankan untuk waspada menghadapi volatilitas di pasar hingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil final dari ajang Pemilihan Presiden (Pilpres).

Berdasarkan data Infovesta Utama, indeks reksa dana saham yang tercermin dalam Infovesta Equity Fund Index tercatat kembali menghijau sebesar 1,09% secara year-to-date (ytd) per 18 April 2019, dengan kinerja IHSG sebesar 5,05%.

Padahal, pada pekan sebelum Pemilu, indeks reksa dana saham menjadi satu-satunya yang mencatatkan kinerja negatif sebesar -0,47% secara ytd per 13 April 2019.

Secara mingguan, kinerja indeks reksa dana saham pun mengungguli kinerja indeks reksa dana lainnya sebesar 1,57% dengan performa IHSG sebagai indeks acuannya tumbuh 1,58%. Menyusul, kinerja indeks reksa dana campuran yang tercermin dalam Infovesta Balanced Fund Index tercatat 0,97% secara mingguan. Namun demikian, kinerja indeks reksa dana campuran tetap yang paling unggul sebesar 3,81% secara ytd dibandingkan dengan kinerja indeks reksa dana lainnya.

Sementara itu, indeks reksa dana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta Fixed Income Fund Index tercatat 0,49% secara mingguan dan 3,53% secara ytd. Indeks reksa dana pendapatan tetap pun masih menjadi satu-satunya yang berkinerja lebih baik dibandingkan indeks acuannya yang sebesar 2,73% sepanjang tahun berjalan.

Kinerja indeks reksa dana pasar uang yang tercermin dalam Infovesta Morney Market Fund Index tercatat 0,10%. Secara ytd, indeks reksa dana pasar uang masih stabil di 1,57%.

Adapun, tercatat IHSG menguat sebesar 0,7% sehari sebelum perhelatan Pilpres.  Hal itu pun mengerek return harian indeks reksa dana saham dan campuran yang masing-masing sebesar 0,69% dan 0,36%.

Sementara sehari setelah Pemilu, indeks tercatat menguat 0,4% dan membuat kinerja indeks reksa dana saham memacu IHSG dengan return 0,43% dan reksa dana campuran sebesar 0,27%.

Wawan Hendrayana, Kepala Riset Infovesta Utama, menyampaikan bahwa perhelatan Pilpres yang berjalan aman dan damai menjadi salah satu katalis positif yang menopang kinerja IHSG pada pekan lalu, sehingga indeks reksa dana saham pun ikut menghijau.

Untuk jangka pendek, Wawan menilai kondisi pasar masih sangat fluktuatif. Dirinya menjelaskan, munculnya dinamika baru yaitu salah satu pasangan calon (paslon) yang tidak menerima hasil quick-count berencana menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) telah kembali membuat pasar wait and see, sehingga IHSG pun terkoreksi pada penutupan awal perdagangan pekan ini.

“Karena situasi politik, pasar yang tadinya sudah positif sekarang kembali wait and see,” kata Wawan kepada Bisnis.com, Senin (22/4/2019).

Untuk itu, Wawan menganjurkan supaya investor untuk masuk ke reksa dana pendapatan tetap terlebih dahulu sambil menunggu kepastian politik mengenai pengumuman hasil Pilpres dari KPU maupun hasil gugatan di MK.

Dirinya menilai, reksa dana pendapatan tetap lebih menarik pada tahun ini. Pasalnya, reksa dana pendapatan tetap telah banyak tertekan akibat kenaikan suku bunga 7-Days Repo Rate pada tahun lalu yang mencapai level 6%.

Sementara itu, pada tahun ini, potensi kenaikan suku bunga telah sangat kecil dan bahkan Bank Indonesia dinilai berpeluang menurunkan suku bunga, mengingat inflasi yang terjaga dan nada dovish yang dikeluarkan oleh Bank Sentral AS (Federal Reserve).

Wawan mengungkapkan, pada awal tahun Infovesta Utama memperkirakan return reksa dana pendapatan tetap bisa naik hingga 7% dengan asumsi Bank Indonesia menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali ke level 6,5%.

“Kalau suku bunga tidak jadi naik, kami melihat yield reksa dana pendapatan tetap minimal sebesar 8% di tahun ini. Kalaupun suku bunga bisa turun, return-nya bisa double digit atau kembali seperti pada 2017,” tutur Wawan.

PENDAPATAN TETAP

Dengan demikian, dirinya menyarankan kepada investor untuk jangka pendek lebih baik masuk ke reksa dana pendapatan tetap terlebih dahulu.  Setelah nanti KPU mengumumkan pemenang definitif mengenai siapa yang akan memimpin Indonesia dalam periode 5 tahun ke depan, investor pun baru disarankan masuk ke reksa dana saham.

Pasalnya, kata Wawan, berkaca kepada kondisi Pemilu 2014 ketika salah satu paslon juga melayangkan gugatan ke MK, pergerakan indeks baru naik stabil setelah MK mengeluarkan keputusan final atas gugatan yang diterima. Selain sentimen politik, investor pun ke depannya akan mengalihkan perhatian ke hasil laporan kinerja keuangan emiten sepanjang kuartal I/2019.

“Kalau sekarang mungkin uforianya masih fokus kepada politik. Tapi, [sentimen] politik biasanya hanya sementara. Saya melihat, investor pasti kembali ke fundamental, salah satunya rilis laporan keuangan kuartal I/2019,” kata Wawan.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menambahkan, ke depannya pergerakan indeks juga akan lebih dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga dari Bank Indonesia.

Dirinya menyampaikan, faktor uforia Pemilu memang sempat mengangkat kinerja indeks reksa dana saham. Namun, kembalinya pelaku pasar ke posisi wait and see pun telah menjadi pemberat pergerakan IHSG pada Senin (22/4/2019).

“[Hasil Pilpres] yang sesuai ekspektasi atau tidak itu sifatnya hanya sementara, yang lebih berperan adalah dari kebijakan suku bunga. Panin AM memperkirakan tahun ini bisa ada penurunan suku bunga,” katanya.

Adapun, Rudiyanto menambahkan, Bank Indonesia berpeluang bisa menurunkan suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur pekan ini maupun pada semester II/2019. Panin Asset Manajemen pun memasang harga wajar IHSG pada tahun ini di kisaran 7.200—7.400. “Kalau sekarang [IHSG] di posisi 6.400—6.500, silakan masuk [ke reksa dana saham],” imbuh Rudiyanto.

Sementara itu, Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan, konsistensi masuknya aliran modal asing (foreign capital inflow) juga menjadi penopang penguatan IHSG.

Menurutnya, selama investor asing masih mencatatkan inflow, prospek pasar saham di Indonesia pun akan terus positif kendati pekan lalu juga mendapat efek euforia hasil quick-count.

Dirinya pun menilai reksa dana saham untuk jangka panjang masih baik karena valuasi yang tidak mahal dan pendapatan emiten juga masih bertumbuh. “Bisa masuk bertahap [ke reksa dana saham] untuk mendapatkan average cost yang baik,” kata Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper