Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Stabil Ditopang Memanasnya Harga Minyak

Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Selasa (23/4/2019) karena pasar ekuitas bergerak menguat sehingga memberikan situasi yang cukup kondusif bagi investor, melawan dukungan dari kekhawatiran geopolitik ketika AS mengakhiri sanksi keringanan terhadap minyak Iran.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Selasa (23/4/2019) karena pasar ekuitas bergerak menguat sehingga memberikan situasi yang cukup kondusif bagi investor, melawan dukungan dari kekhawatiran geopolitik ketika AS mengakhiri sanksi keringanan terhadap minyak Iran.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Selasa (23/4/2019) pukul 14.13 WIB, harga emas di bursa Comex bergerak melemah 0,23% menjadi US$1.274,6 per troy ounce, sedangkan harga emas di pasar spot bergerak melemah tipis 0,09% menjadi US$1.273,81 per troy ounce.

Analis CMC Markets di Singapura Margaret Yang mengatakan bahwa saham asia saat ini bergerak di dekat level tertinggi selama 9 bulan terakhir dan saham di Wall Street mendekati titik break-even pada perdagangan Senin seiring dengan indeks acuan S&P 500 bergerak sekitar 1% dari rekor tertinggi pada September.

"Emas saat ini berusaha untuk menemukan bottom jangka pendek di sekitar US$ 1.274 hingga US$1.275 per troy ounce, terutama karena pasar ekuitas terus reli" ujar Margaret Yang seperti dikutip dari Reuters, Selasa (23/4/2019).

Pasar ekuitas yang menguat dalam beberapa perdagangan terakhir telah menghapus banyak daya tarik emas sebagai aset investasi aman. Pertumbuhan ekonomi yang lebih baik daripada perkiraan, baik dari AS maupun China, telah meredakan sebagian besar kekhawatiran pasar terkait dengan perlambatan ekonomi global.

Di sisi lain, analis Pasar OANDA Jeffrey Halley mengatakan bahwa ketegangan geopolitik yang meningkat akibat rencana AS untuk mengangkat keringanan sanksi minyak Iran telah mendorong harga minyak untuk naik dan mendukung harga emas.

"Namun, ini tidak cukup untuk mengubah sentimen umum seputar emas. Faktor lain seperti indeks dolar AS dan pasar ekuitas yang lebih kuat telah memberikan tekanan pada pasar logam," ujar Jeffrey.

Emas berkorelasi positif dengan minyak mentah dunia karena logam sering dipandang sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi yang dipimpin oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.

Saat ini pasar tengah memantau rilis data PDB AS untuk kuartal I/2019 yang akan dirilis pada akhir pekan ini. Rilis data tersebut akan memberikan indikasi yang jelas tentang kekuatan dari pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper