Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Perdagangan Rendah Pascalibur, Dolar AS Naik Tipis

Dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan Senin (22/4/2019), didukung data ekonomi AS yang positif, meskipun bergerak dalam rentang tipis karena banyak investor masih belum kembali dari libur akhir pekan Paskah yang panjang.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan Senin (22/4/2019), didukung data ekonomi AS yang positif, meskipun bergerak dalam rentang tipis karena banyak investor masih belum kembali dari libur akhir pekan Paskah yang panjang.

Pasar keuangan di Australia, Hong Kong dan banyak negara besar di Eropa ditutup pada hari Senin karena libur Hari Paskah. Perdagangan mata uang berlanjut secara global tetapi volume diperkirakan akan rendah.

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, hari ini terpantau menguat 0,02 persen atau 0,016 poin ke level 97,394 pada pukul 10.49 WIB.

Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka di zona hijau dengan penguatan tipis 0,001 poin ke level 97,010. Adapun pada perdagangan Rabu 0,04 persen atau 0,042 poin ke level 97,135. Adapun pada akhir perdagangan Rabu (17/4), indeks dolar AS ditutup melemah 0,04 persen atau 0,034 poin ke level 97,009.

Dilansir Reuters, dolar AS telah mendapat dukungan dalam beberapa pekan terakhir dari kenaikan bertahap imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun dan data ekonomi yang positif, termasuk penjualan ritel yang lebih baik dari perkiraan pada bulan Maret.

Sementara itu, dolar AS juga menguat terhadap euro sebesar 0,08 persen atau 0,0009 poin ke level US$1,1236 per euro.

Euro melanjutkan pelemahan dari pekan lalu setelah data pada hari Kamis menunjukkan bahwa aktivitas di sektor manufaktur Jerman menyusut untuk bulan keempat berturut-turut pada bulan April.

"Lebih baik mengatakan bahwa euro melemah daripada dolar AS yang kuat," kata Yukio Ishizuki, analis valas uang senior di Daiwa Securities, seperti dikutip Reuters.

"Para pedagang sebagian besar memperkirakan pelemahan ekonomi zona euro saat ini. Agak sulit untuk melihat pelemahan euro lebih jauh dari sini, jadi saya pikir akan sulit bagi dolar untuk menguat," lanjutnya.

Fokus para investor saat ini beralih pada penjualan rumah di AS untuk bulan Maret, yang akan dirilis hari ini, untuk isyarat lebih lanjut tentang kondisi ekonomi AS.

Pada bulan Februari, penjualan rumah AS melonjak ke level tertinggi dalam 11 bulan, karena pasar perumahan negara itu menunjukkan momentum baru menyusul jeda kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper