Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Surya Semesta (SSIA) dan Bekasi Fajar (BEST) Belum Kantongi Penjualan di Kuartal I/2019

Emiten lahan industri, PT Surya Semesta Internusa Tbk. dan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. masih belum mengantongi penjualan pada kuartal I/2019.
Surya Semesta Internusa/Istimewa
Surya Semesta Internusa/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten lahan industri, PT Surya Semesta Internusa Tbk. dan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. masih belum mengantongi penjualan pada kuartal I/2019.

Erlin Budiman, Head of Investor Relation Surya Semesta Internusa mengakui bahwa pada kuartal I/2019 belum ada penjualan yang dibukukukan, meskipn penjualan yang potensial berpotensi mencapai 20 hektare (ha).

"Saat ini belum ada penjualan, tetapi ada beberapa yang potensial hingga 20 ha. Semoga segera terlaksana penjualannya," ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com baru-baru ini. 

Erlin optimistis, pada 2019, perseroan bakal berhasil mengantongi penjualan lahan industri naik 2 kali lipat dibandingkan dengan 2018. Adapun penjualan lahan industri SSIA pada 2018 mencapai 8,3 ha, maka target 2019 mencapai 16,6 ha.

Pada tahun ini, SSIA mengalokasikan belanja modal senilai Rp775 miliar untuk mengakuisisi lahan di Subang dan Kawasan Industri Suryacipta Karawang. Adapun belanja modal tersebut berasal dari kas internal perseroan.

Senada, Investor Relation Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) Seri mengungkapkan, belum mengantongi penjualan pada kuartal I/2019. Namun, inquiry yang masuk cukup banyak.

"Kami belum membukukan penjualan kuartal I/2019, tetapi permintaan yang masuk awal tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan 2018," kata Seri. 

Menurutnya, kalangan investor masih enggan mengeksekusi lahan industri mengingat hasil pemilihan presiden dirilis. Namun, bila pemilihan presiden selesai, Seri biasanya tren penjualan lahan industri bakal meningkat khususnya pada semester II.

Pada 2019, BEST memproyeksikan penjualan kawasan industri mencapai 40 hektare, atau naik 5 ha dari tahun sebelumnya. Dia menuturkan, inquiry yang masuk sudah mencapai 96 ha dan berasal dari Jepang, China dan investor lokal.

Pada tahun ini, BEST memasang target peningkatan pendapatan sebesar 10%—15% atau sekitar Rp1,05 triliun—--Rp1,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper