Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2019, PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp9,80 Triliun

Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PP Agus Purbianto mengungkapkan perseroan mendapatkan sejumlah pekerjaan pada Januari 2019—Maret 2019.
/Bisnis
/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— PT PP (Persero) Tbk. mengantongi kontrak baru Rp9,80 triliun atau tumbuh 3,15% secara tahunan pada kuartal I/2019.

Direktur Keuangan dan Pengelolaan Kapital Manusia PP Agus Purbianto mengungkapkan perseroan mendapatkan sejumlah pekerjaan pada Januari 2019—Maret 2019. Proyek engineering, procurement, and construction (EPC) mendominasi perolehan kontrak baru perseroan dengan kontribusi Rp5,5 triliun.

Posisi selanjutnya ditempati oleh proyek infrastruktur senilai Rp4,1 triliun. Selanjutnya, proyek gedung berkontribusi Rp1,01 triliun.

“Realisasi pemasaran sampai dengan Maret 2019 Rp9.808 miliar,” ujarnya kepada Bisnis akhir pekan lalu.

Dibandingkan dengan realisasi kuartal I/2018, pencapaian nilai kontrak baru emiten berkode saham PTPP itu tumbuh 3,15% secara tahunan. Tercatat, kontraktor pelat merah tersebut membukukan kontrak baru Rp9,5 triliun pada Januari 2018—Maret 2018.

Manajemen PP sebelumnya mengungkapkan kontrak baru pada 2019 masih didominasi dari sektor konstruksi dengan 63%. Selanjunya, pekerjaan EPC diproyeksikan mampu berkontribusi sekitar 12%.

Adapun, dua entitas anak usaha PT PP Presisi Tbk. dan PT PP Properti Tbk. diharapkan mampu berkontribusi masing-masing 11% dan 9% terhadap total nilai pekerjaan baru tahun depan.

Total nilai kontrak baru yang diincar PTPP Rp50,3 triliun pada 2019. Jumlah tersebut naik 16,97% dari proyeksi realisasi 2018 senilai Rp43 triliun.

Sebelumnya, PP Presisi melaporkan telah mendapatkan kontrak baru Rp1,6 triliun sampai dengan kuartal I/2019. Realisasi tersebut sekitar 28% dari target Rp5 triliun hingga Rp6 triliun yang dibidik pada tahun ini.

Benny Pidakso, Direktur PP Presisi mengungkapkan perseroan masih membidik sejumlah kontrak baru. Beberapa di antaranya berasal dari sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Harapannya bisa Rp3 triliun—Rp3,5 triliun pada semester I/2019 untuk nilai perolehan kontrak baru,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper