Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Profit Taking, Bursa Asia Tergelincir

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Kamis (18/4/2019) menyusul pelemahan di Wall Street dan aksi profit taking menjelang libur Paskah.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Kamis (18/4/2019) menyusul pelemahan di Wall Street dan aksi profit taking menjelang libur Paskah.

Seperti dilansir Reuters, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang melemah 0,4 persen, berbalik arah setelah menyentuh level tertinggi sejak akhir Juli 2018 di awal sesi perdagangan.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing ditutup melemah 0,96% dan 0,84%, indeks Shanghai Composite turun 0,4%, sedangkan indeks Hang Seng melemah 0,54%.

Bursa saham Wall Street melemah pada perdagangan Rabu, dengan indeks S&P 500 turun 0,2 persen karena penurunan saham kesehatan melebihi data ekonomi yang optimis dari AS dan China.

Defisit perdagangan AS turun ke level terendah delapan bulan pada Februari karena impor dari China anjlok, data pada hari Rabu menunjukkan.

Data ekonomi China sebelumnya, pada Rabu, menunjukkan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu tumbuh stabil 6,4 persen pada kuartal pertama.

Perhatian sekarang beralih ke seberapa banyak stimulus yang akan diterapkan pemerintah China tanpa memicu lebih banyak risiko keuangan.

Fokus langsung investor juga beralih ke rilis Purchasing Managers' Indexs (PMI) untuk sektor manufaktur dan jasa di Eropa pada hari Kamis, yang akan memberikan lebih banyak gambaran tentang kekuatan ekonomi zona euro.

"Akan menarik untuk dilihat apakah stabilisasi di sana sejalan dengan stabilisasi dalam aliran data di China," kata Chris Weston, kepala riset valas di Pepperstone, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, data PMI manufaktur Jepang berkontraksi pada laju yang sedikit lebih lambat pada April berkat kenaikan dalam perekrutan. Tetapi pesanan ekspor baru, turun pada laju tercepat dalam hampir tiga tahun terakhir. Ini pertanda bahwa pelambatan permintaan global tetap menjadi tekanan utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper