Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mata Uang Asia Tertekan Dolar AS, Rupiah Akhiri Reli Tiga Hari

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan rupiah melemah 0,16 persen atau 22 poin ke level Rp14.085 per dolar AS dari level penutupan sebelumnya.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah mengakhiri reli penguatan tiga hari berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (16/4/2019), seiring dengan penguatan indeks dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan rupiah melemah 0,16 persen atau 22 poin ke level Rp14.085 per dolar AS dari level penutupan sebelumnya.

Rupiah tergelincir dari penguatan yang dialami pada perdagangan Senin (15/4/2019) ketika mampu berakhir terapresiasi 57 poin atau 0,40 persen di level Rp14.063 per dolar AS.

Sebelum berbalik melemah, nilai tukar rupiah sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka terapresiasi tipis 3 poin atau 0,02 persen di posisi 14.060. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp14.060-Rp14.070 per dolar AS.

Rupiah melemah sejalan dengan pergerakan negatif mayoritas mata uang lainnya di kawasan Asia, dengan pelemahan terdalam dialami ringgit Malaysia yang melemah 0,55 persen dan rupee India yang turun 0,32 persen.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau menguat 0,04 persen atau 0,042 poin ke level 96,984 pada pukul 15.07 WIB.

Pada perdagangan Senin (15/4/2019), indeks dolar AS melemah 0,03 persen atau 0,030 poin dan ditutup di level 96,942. Sebelum berbalik ke zona hijau, indeks dolar sempat melanjutkan pelemahannya dengan dibuka turun 0,02 persen atau 0,015 poin di posisi 96,927.

Sepanjang perdagangan hari ini, indeks dolar AS bergerak di level 96,883 – 97,069.

Dilansir Reuters, dolar AS naik tipis terhadap sejumlah mata utama lainnya saat investor menantikan tanda-tanda stabilisasi yang lebih konkret dalam ekonomi global.

Pasar kini menantikan rilis data Eropa dan China untuk memperoleh lebih banyak bukti kemungkinan berakhirnya hal terburuk bagi ekonomi global.

Data tersebut mencakup indeks ekonomi ZEW Jerman untuk bulan April dan produk domestik bruto (PDB) China yang akan dirilis pada Rabu (17/4) Data PDB China akan memberi petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

Data ekspor dan kredit China yang dirilis pekan lalu mampu mengisyaratkan sedikit stabilisasi dalam perekonomian dan memberi kelegaan bagi para investor yang mengkhawatirkan prospek pertumbuhan global.

Isu-isu perdagangan juga menjadi perhatian utama para investor, termasuk pembicaraan antara Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.

Pada Senin (15/4) malam, Motegi mengatakan kedua belah pihak telah mengkonfirmasi bahwa perundingan perdagangan bilateral baru akan dilanjutkan berdasarkan pernyataan bersama kedua negara yang dikeluarkan September lalu. Motegi dan Lighthizer dijadwalkan akan melanjutkan pembicaraan mereka pada hari Selasa.

Di sisi lain, terkait isu perdagangan AS-China, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akhir pekan kemarin mengutarakan harapannya bahwa perundingan perdagangan AS-China mendekati putaran final.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper