Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor China Rebound, Bursa Asia Masih Rapuh

Tanda-tanda stabilisasi dalam perekonomian China dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) tak banyak menunjang pergerakan pasar saham di Asia pada perdagangan sore ini, Jumat (12/4/2019).
Bursa MSCI Asia/Reuters
Bursa MSCI Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Tanda-tanda stabilisasi dalam perekonomian China dan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) tak banyak menunjang pergerakan pasar saham di Asia pada perdagangan sore ini, Jumat (12/4/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,30% atau 0,290 poin ke level 98,887 pada pukul 16.34 WIB.

Sementara itu, rilis data terbaru dari China menunjukkan rebound ekspor Negeri Tirai Bambu bulan lalu. Ekspor China melonjak 14,2% pada Maret dari setahun sebelumnya, sedangkan impor turun 7,6% dalam nilai dolar AS.

Rebound ini mampu membantu mengimbangi impor yang lebih lemah dan laporan di Eropa tentang pemangkasan proyeksi terkini untuk pertumbuhan ekonomi Jerman.

Nilai tukar euro, meski demikian, dapat menguat di tengah kekhawatiran mengenai pertumbuhan Jerman. Bursa Eropa perlahan-lahan menjauhi posisi negatif di awal perdagangannya.

“Rilis data China sedikit beragam tetapi jumlah pasokan uang secara keseluruhan memberikan dorongan positif,” ujar Senior Global Strategist TD Securities James Rossiter, seperti dilansir Reuters.

Sebagian indeks saham di kawasan Asia sendiri masih bergerak negatif, sehari setelah tanda-tanda peringatan seputar pertumbuhan ekonomi global yang disampaikan sejumlah bank sentral utama menyebabkan pasar saham global memerah.

Indeks saham yang bergerak di zona merah di antaranya Topix Jepang yang turun tipis, serta indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China yang masing-masing melemah 0,04% dan 0,22%. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun 0,1%.

Manfaat dari kabar rebound ekspor China tampak paling signifikan dirasakan minyak mentah. Harga minyak acuan global Brent terpantau menanjak 1,02% ke level US$71,55 per barel sore ini pukul 16.30 WIB, setelah menembus level US$70 awal pekan ini.

Sementara itu, harga minyak WTI AS bergerak menuju kenaikan mingguan keenam berturut-turut untuk pertama kalinya sejak awal 2016.

“Kami memperkirakan harga minyak pada akhirnya akan bergerak lebih tinggi pada kuartal II, saat OPEC dan aliansinya mempertahankan upayanya yang tengah berjalan saat ini [pembatasan produksi,” tutur Harry Tchilinguirian, seorang Strategist di BNP Paribas.

Pergerakan Indeks Asia 12 April 2019
Nama IndeksNilaiPerubahanPerubahan
NIKKEI 225+21.870,56159.180.73%
TOPIX INDEX (TOKYO)1.605,4-1.12-0,07%
HANG SENG INDEX29.909,7670,310,24%
CSI 300 INDEX3.988,62-8,96-0,22%
S&P/ASX 200 INDEX6251.3252,650,85%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper