Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Notulen The Fed Tekan Dolar AS

Dolar Amerika Serikat bergerak mendekati posisi terendah dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Kamis (11/4/2019) akibat hasil notulen pertemuan The Fed yang memperkuat arah kebijakannya tahun ini yang cenderung dovish.
Ilustrasi Dolar AS/Reuters
Ilustrasi Dolar AS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Dolar Amerika Serikat bergerak mendekati posisi terendah dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Kamis (11/4/2019) akibat hasil notulen pertemuan The Fed yang memperkuat arah kebijakannya tahun ini yang cenderung dovish.

Mengutip Reuters, dolar AS hampir tidak memiliki momentum untuk berbalik menguat, sehingga indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan enam mata uang lainnya bergerak di dekat level terendahnya dalam dua pekan terakhir.

Kepala Strategi Sumitomo Mitsui Bank Daisuke Uno mengatakan bahwa notulen dari hasil pertemuan The Fed untuk Maret yang dirilis Rabu malam  (10/4/2019) memperkuat sikap dovish-nya dengan memberikan sinyal bahwa bank sentral negeri paman tersebut tidak akan menaikkan suku bunganya pada tahun ini.

Para gubernur The Fed juga memperdebatkan kemungkinan langkah kebijakan selanjutnya yang dapat dilakukan setelah mengakhir siklus kenaikan suku bunga sejak September.

"Beberapa orang mengatakan notulen tersebut berisi beberapa kejutan, tetapi jika diperhatikan secara mendalam notulen tersebut menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan akan menjadi lebih dovish seiring dengan berjalannya waktu," ujar Daisuke seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/4/2019).

Selain itu, pada saat yang sama data harga konsumen AS yang dirilis juga melukiskan gambaran yang cukup beragam, dengan inflasi inti CPI tahuan telah turun menjadi 2% pada Maret, menjadi kenaikan terkecil sejak Februari 2018.

Pun, International Monetary Fund (IMF) belum lama ini kembali memangkas proyeksi pertumbuhan global dan pertumbuhan Amerika Serikat. IMF \

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (11/4/2019) pukul 13.59 WIB, indeks dolar masih bergerak melemah, terdepresiasi 0,01% menjadi 96,934.

Greenback juga melepaskan kenaikan sebelumnya terhadap euro yang didorong oleh pernyatan Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi yang menggarisbawahi adanya risiko yang meningkat terhadap ekonomi zona euro tersebut. Dolar AS melemah dihadapan euro, sebesar 0,04% menjadi US$1,1278 per euro.

Namun, dolar AS masih bergerak menguat aset investasi aman lainnya, yaitu yen dengan bergerak naik 0,11% menjadi 111,13 yen per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper