Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Medco Energi Internasional (MEDC) Kerek Target 2019

PT Medco Energi Internasional Tbk. mengerek proyeksi belanja modal 2019 menjadi sekitar US$400 juta atau naik dua digit dari realisasi 2019.
Medco Incar Blok Corridor
Medco Incar Blok Corridor

Bisnis.com, JAKARTA— PT Medco Energi Internasional Tbk. mengerek proyeksi belanja modal 2019 menjadi sekitar US$400 juta atau naik dua digit dari realisasi 2019.

Medco Energi Internasional saat ini melakukan eksplorasi dan memproduksi minyak dan gas. Selain itu, perseroan juga mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas, panas bumi, dan air melalui kepemilikan saham di Medco Power Indonesia (MPI) sebesar 88%. 

Di bisnis pertambangan, perseroan memiliki kepemilikan non-konsolidasi di PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang mengoperasikan tembaga besar Indonesia dan tambang emas.

Medco Energi Internasional melaporkan realisasi belanja modal US$329 juta untuk periode 2018 dalam siaran pers, Senin (8/4/2019). Pada 2019, emiten berkode saham MEDC itu mengerek proyeksi belanja modal 21,58% menjadi US$400 juta.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Manajemen MEDC sebelumnya memproyeksikan alokasi belanja modal senilai US$270 juta pada 2019 dengan rincian US$110 juta untuk kelistrikan dan US$160 juta untuk ekspansi minyak dan gas (migas). Adapun, jumlah itu turun dari total proyeksi 2018 senilai US$340 juta.

Selain menaikkan belanja modal, perseroan juga mengerek target penjualan listrik melalui Medco Power Indonesia (MPI). MPI menargetkan penjualan tenaga listrik 2.850 Gigawatt Hour (GWh) tahun ini atau naik sekitar 5,39% dari realisasi 2.704 GWh pada 2018. 

Untuk tingkat produksi minyak dan gas, MEDC memproyeksikan akan bertumbuh menjadi dari 85 mboepd menjadi 110 mboeped. Proyeksi itu sejalan dengan target segera rampungnya akuisisi Ophir Energy.

Director & CEO Medco Energi Internasional Roberto Lorato mengungkapkan akuisisi Ophir Energy merupakan peluang yang baik. Pasalnya, perseroan akan memperoleh portofolio aset yang saling melengkapi, meningkatkan skala, diversifikasi, serta memberikan pertumbuhan yang bermanfaat bagi para pemangku kepentingan.

“Kami akan terus bekerja untuk menyelesaikan transaksi ini pada akhir kuartal kedua,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (8/4/2019).

Seperti diketahui, Ophir merupakan perseroan eksplorasi dan produksi hulu minyak dan gas yang tercatat di London Stock Exchange (LSE). Baru-baru ini, pemegang saham Ophir telah menyetujui penawaran tunai yang diajukan oleh MEDC melalui Medco Global untuk mengambilalih seluruh saham yang telah diterbitkan dan akan diterbitkan. 

Berdasarkan persyaratan akuisisi yang ditingkatkan, para pemegang saham akan berhak menerima 57,5 pence tunai. Manajemen MEDC sebelumnya menyebut nilai akuisisi yang ditingkatkan atas seluruh saham yang dikeluarkan dan akan dikeluarkan oleh Ophir sekitar 408,4 juta pound sterling. 

Adapun, jumlah itu naik dari penawaran tunai sebelumnya sekitar 390,6 juta pound sterling.

Di sisi lain, Hilmi Panigoro, Presiden Direktur Medco Energi Internasional mengklaim perseroan memiliki kinerja yang sangat baik pada 2018 di tengah lingkungan bisnis yang penuh dengan tantangan. Menurutnya, posisi keuangan MEDC semakin menguat.

“Keuangan kami semakin menguat dibalik kinerja operasional yang kuat pada bisnis minyak, gas dan ketenagalistrikan,” tuturnya.

Berdasarkan laporan keuangan 2018, Medco Energi Internasional melaporkan penjualan minyak dan gas bumi berkontribusi sekitar US$980,15 juta dari total pendapatan 2018. Realisasi itu tumbuh 17,44% dari US$834,61 juta pada 2017.

Kontributor kedua ditempati oleh penjualan tenaga listrik dan jasa terkait lainnya dengan US$235,85 juta pada 2018. Nilai itu tumbuh 249,41% dari US$67,50 pada 2017.

Dengan demikian, total pendapatan yang dikantongi perseroan senilai US$1,21 miliar pada 2018. Posisi tu naik dari US$905,11 juta pada 2017.

Adapun, beban pokok penjualan dan usaha lainnya senilai US$586,07 juta pada 2018. Dari situ, perseroan membukukan laba kotor US$632,17 juta pada 2018 atau tumbuh 52,15% secara tahunan.

Akan tetapi, perseroan tercatat membukukan rugi US$51,30 juta pada 2018. Kondisi itu berbanding terbalik dari laba US$127,09 juta pada 2017.

Dalam ikhtisar keuangan 2018, Manajemen MEDC melaporkan segmen minyak dan gas membukukan laba bersih US$135 juta atau meningkat 80% secara tahunan. Namun, perseroan membukukan rugi bersih terutama akibat kerugian non tunai dari afiliasi pertambangan, AMNT, guna mempercepat pembangunan Phase 7.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper